Epidemiolog Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) Pandu Riono menduga temuan laporan kasus positif virus SARS-CoV-2 (Covid-19) pertama di Indonesia bisa saja terjadi pada Januari dan bukan 2 Maret 2020 seperti yang diumumkan pemerintah.
Pandu mengatakan dugaan itu merujuk pada data Surveillance Kementerian Kesehatan yang menurutnya menunjukkan data bahwa sejak Januari 2020, sudah ada laporan pasien masuk dengan gejala virus corona.
"Kemungkinan Covid-19 lebih awal di Januari sudah ada, hanya tidak tes aja. Kalau yang bergejala mulai bulan Januari sudah ada, kalau Januari ada berarti Desember kemungkinan ada," kata Pandu saat dihubungi CNNIndonesia.com, Kamis (3/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pandu bilang, identifikasi kasus pertama pada awal Maret itu sudah merupakan transmisi lokal dan bukan penularan import case atau kasus impor. Sebab, usai beberapa negara tetangga mengumumkan kasus pertama di Januari. Pemerintah Indonesia tidak lantas langsung menutup akses penerbangan langsung menuju ke Wuhan, China.
Ia pun menyebut dugaan itu bisa saja terbukti, sebab banyak ditemukan kasus di luar negeri, yang setelah dilakukan penelusuran kontak menunjukkan bahwa mereka sempat singgah di Indonesia dan mungkin saja terinfeksi di Indonesia.
"Mulai pelaporan, mulai ada deteksi Covid-19, kemudian orang yang berkunjung dari Indonesia balik ke negaranya dites positif," ucap Pandu.
Tak hanya itu, Pandu menyebut banyak ditemukan kasus Covid-19 dari Warga Negara Indonesia (WNI) yang tengah bekerja di luar negeri. Artinya hal itu menunjukkan bahwa mereka tertular usai singgah di Indonesia, ataupun sebaliknya.
"Mereka ditemukan positif Covid-19 di negara lain, seperti di Hongkong, Australia, tapi Kemenkes masih denial waktu itu," katanya.
Senada, Epidemiolog Universitas Griffith Australia Dicky Budiman pun menduga kasus covid-19 di Tanah Air sudah merebak sejak Januari. Dugaan itu datang kala Malaysia dan Singapura mengumumkan kasus pertama Covid-19 di negaranya pada Januari 2020.
Sedangkan dari temuan di negara tetangga, beberapa setelah dilakukan penelusuran kontak juga memiliki keterikatan dengan Indonesia atau sempat singgah di Indonesia. Seperti Selandia Baru yang mengumumkan kasus pertama pada Februari usai penyintas transit di Bali.
"Kalau Indonesia melaporkan Maret itu ya sebetulnya kasus di Indonesia bisa jadi di Januari," ujar Dicky kepada CNNIndonesia.com.
Ia pun menyebut di beberapa negara lain seperti Italia dan Amerika Serikat baru-baru ini juga menemukan temuan serupa. Para ilmuwan di Italia mengklaim virus corona telah beredar di sana pada awal September 2019, beberapa bulan sebelum ditemukan pertama kali di Wuhan.
Sedangkan Ilmuwan dari Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Amerika Serikat (CDC) mengatakan hasil uji sampe darah yang diambil di AS pada 13 Desember tahun lalu mengungkap ada bukti antibodi terhadap virus corona penyebab Covid-19.
Itu berarti kemungkinan kasus Covid-19 sudah terjadi di AS pada Desember 2019, lebih awal dari yang diduga sebelumnya. Sebab, kasus pertama Covid-19 di AS dilaporkan pada 21 Januari.
Kendati demikian, Dicky menegaskan temuan itu tidak berimplikasi terhadap kasus saat ini. Menurutnya, hal itu menunjukkan bahwa sifat alami virus sejatinya memang dapat merebak dengan cepat, bahkan hanya membutuhkan waktu 36 jam untuk menyebar ke berbagai penjuru dunia.
"Sehingga misalnya China November, itu ya wajar kalau di AS, Eropa dan bisa jadi di Indonesia sudah seperti itu. Itu sudah teori yang tidak aneh dan itu membuktikan kejadian itu menunjukkan pandemi memang menyebar jauh lebih awal dari pada yang dilaporkan," katanya.
(khr/mik)