Stasiun Pemantau Gempa Baru BMKG Pakai Panel Surya Lokal

CNN Indonesia
Senin, 28 Des 2020 11:35 WIB
BMKG memanfaatkan panel surya buatan lokal sebagai sumber listrik di stasiun pemantau gempa bumi baru di daerah Indonesia Timur.
Ilustrasi. BMKG memanfaatkan panel surya buatan lokal sebagai sumber listrik di stasiun pemantau gempa bumi baru di daerah Indonesia Timur. (Istockphoto/ P_Wei)
Bandung, CNN Indonesia --

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menambah 39 titik stasiun pemantau gempa bumi yang sebagian memanfaatkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) buatan lokal.

Pemasangan stasiun monitoring gempa bumi dilakukan oleh PT Len Industri. Stasiun juga tetap menggunakan PLTS produksi Len Industri sebagai sumber catu dayanya.

Menurut Manajer Rekayasa Sistem Unit Bisnis ICT & Navigasi PT Len Industri Yudhistira Utomo konfigurasi dan pendekatan pengerjaan stasiun pemantau gempa kali ini sedikit berbeda dengan stasiun yang dipasang pada tahun lalu. Namun Yudhistira memastikan kinerja alat justru lebih andal.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Yang membedakan tahun ini dengan tahun 2019 lalu, tahun ini menggunakan sistem posthole seismometer, dimana seismometer akan dimasukan ke dalam lubang. Hal ini untuk mengurangi environment noise (gangguan lingkungan terhadap akurasi) terhadap data (gempa) sehingga dapat melakukan improvement (peningkatan) kualitas data," ujarnya.

Pimpinan Proyek Pemasangan 39 Miniregional PT Len Industri, Randy Dwi Rahardian menjelaskan, beberapa lokasi memiliki letak geografis yang sulit dijangkau di beberapa wilayah Indonesia bagian tengah dan timur seperti di Sulawesi, Maluku, NTT, NTB, dan Papua. Mulai dari perjalanan dari kota ke lokasi yang jarak tempuhnya cukup jauh hingga akses jalan yang dilalui jalannya rusak

Menurut Rendy, penyelesaian pemasangan miniregional ditargetkan sesuai batas waktu pelaksanaan pekerjaan dalam kontrak yakni pada 18 Desember 2020. Target tersebut tercapai karena sudah 100 persen rampung dan kini telah beroperasi.

"Pandemi Covid-19 yang masih melanda sekarang cukup menjadi kendala. Ketersediaan moda transportasi untuk distribusi barang menjadi terbatas karena adanya pembatasan jadwal keberangkatan kapal dan jumlah kapal. Terhadap situasi pandemi saat ini memang berpengaruh sekali dalam pelaksanaan proyek. Dengan perencanaan dan monitoring proyek yang kuat kita dapat melewatinya dengan baik," kata Randy dalam keterangan resmi, Senin (28/12).

Pemasangan tambahan stasiun pemantau gempa bumi sendiri dilakukan untuk merapatkan sensor-sensor seismik di tanah air.

"Data yang diterima semakin banyak sehingga akurasi dan kecepatan informasi penentuan gempa dapat meningkat. Saat ini sudah di kisaran 4 hingga 5 menit untuk informasi peringatan gempa (semenjak kejadian)," tutur Yudhistira.

Dari total 39 lokasi pemasangan seismograf, mayoritas dipasang di Indonesia bagian timur. Sebab, stasiun pemantau gempa di kawasan itu memang masih belum serapat jaringan sensor seismik di Indonesia Bagian Barat.

"Di barat sendiri, kita pasang dua stasiun di selatan Pulau Jawa. Lokasinya di Yogyakarta," lanjutnya.

Pada 2019 lalu, BMKG memasang 194 stasiun monitoring gempa bumi yang tersebar di seluruh Indonesia. Dengan penambahan ini, total keseluruhan seismograf yang dimiliki BMKG saat ini berjumlah 411 unit.

Sebagai perusahaan BUMN yang berbasis teknologi, Len Industri memiliki mimpi besar bahwa suatu saat nanti bisa menjadi penyedia produk dan teknologi infrastruktur sistem sensor peringatan dini kebencanaan di Indonesia. Saat ini Len Industri memiliki peran sebagai integrator sistem maupun pemeliharaan sistem tersebut.

Integrator sistem memiliki tiga tanggung jawab utama, yakni membangun sistem, menjamin ketersediaan (availability) data dan kualitas data. Perusahaan harus dapat menjamin availability data di atas 90 persen atau bahkan 99 persen.

"Penempatan seismometer itu tidak bisa asal, kita harus mendapatkan kualitas data yang baik. Suhu dan kelembapan ruangan juga berpengaruh karena sangat sensitif," ujarnya.

Selain di sistem power, belum ada produk sendiri milik Len Industri yang diintegrasikan. Hingga saat ini, principal produk seismohardware sebagian besar berasal dari Amerika sebagai partner selama ini.

"Len membeli barang dari principal. Transfer knowledge (transfer ilmu) saat ini masih sebatas penggunaan dan konfigurasi, tapi tidak tertutup kemungkinan ke depan akan ada ToT (Transfer of Technology)," tuturnya.

Selain stasiun pemantau gempa bumi, BMKG juga memiliki program peringatan dini tsunami yang dikenal dengan nama Indonesia Tsunami Early Warning System (InaTEWS).

Sistem InaTEWS menggabungkan antara data seismik, data GPS, data Buoy, dan data Tide Gauge. Pada sistem InaTEWS, data seismik menjadi ujung tombak observasi, karena dapat mendeteksi potensi tsunami dalam waktu 4-5 menit setelah kejadian gempa bumi.

(hyg/eks)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER