ITB Ungkap Gunung Api Keluarkan Gas Picu Pemanasan Global

CNN Indonesia
Jumat, 22 Jan 2021 07:46 WIB
Pada saat gunung api meletus, tidak hanya abu vulkanik yang dikeluarkan, tetapi juga mengeluarkan gas yang memicu pemanasan global.
Ilustrasi gunung api di Indonesia. (Antara Foto/Aken Udjan)
Jakarta, CNN Indonesia --

Pakar vulkanologi Institut Teknologi Bandung (ITB) Mirzam Abdurrachman menyatakan letusan gunung api dapat menyebabkan terjadi pemanasan global (global warming).

Menurut Mirzam kaitan letusan gunung api dengan pemanasan global karena pada saat gunung api meletus, tidak hanya abu vulkanik yang dikeluarkan, tetapi juga kadang-kadang mengeluarkan gas.

Dia menjelaskan, ada dua yang tipe gas yang secara signifikan dikeluarkan gunung api, yaitu gas CO2 dan SO2.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ketika CO2 keluar maka terjadi efek rumah kaca. Panas yang masuk ke bumi tertahan tidak bisa keluar lagi sehingga terjadi global warming," kata Mirza mengutip situs resmi ITB, Kamis (21/1).

"Tetapi kalau SO2 yang keluar itu sebaliknya, gas ini seperti payung jadi panas dari matahari tidak bisa masuk maka letusan Tambora letusan Toba dan beberapa gunung api besar yang mengeluarkan SO2, menurunkan temperatur Bumi sampai beberapa tahun kemudian," tambahnya.

Menurut Mirzam, karena Indonesia berada di negara tropis, pengaruh faktor pemanasan global sangat kecil sekali karena Indonesia tidak punya gunung api yang tertutup es.

"Akan tetapi, letusan gunung api di Indonesia bisa mempengaruhi pemanasan global ketika gunung-gunung api itu meletus bersamaan dan mengeluarkan gas CO2 secara signifikan," jelasnya.

Sekadar informasi, awal tahun 2021 ini, sejumlah gunung api yang ada di Indonesia mengalami kenaikan aktivitas vulkanik, misalnya Gunung Merapi, Gunung Semeru, Gunung Sinabung, dan sebagainya.

Mirzam, dosen dari Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian ITB mengungkapkan terdapat tiga faktor utama mengapa gunung api bisa meletus, yaitu pertama karena kondisi di bawah dapur magma, kedua kondisi di dalam dapur magma, dan ketiga kondisi di atas dapur magma atau permukaan gunung.

"Jadi pada prinsipnya gunung api meletus itu terjadi karena ada ketidakstabilan di dalam dapur magma. Karena ketidakstabilan tersebut kemudian dikonversikan menjadi letusan," kata dia.

Mirzam menjelaskan faktor pertama, yaitu kondisi di bawah dapur magma. Hal ini berkaitan dengan adanya pasokan atau suplai magma baru.

Proses tersebut berkaitan dengan proses geologi di mana adanya subduksi, palung, adanya pemekaran lantai samudra, dan terdapat titik panas. Selama proses tektonik tersebut bekerja maka proses pembentukan pasokan magma baru akan terjadi.

"Akibatnya ketika magma baru itu terbentuk dia bergabung dengan magma yang sudah ada di dalam dapur magma. Nah ketika terjadi kelebihan volume maka kelebihannya itu harus dikeluarkan sehingga terjadilah erupsi," ujarnya.

Mirzam mengatakan bahwa erupsi yang disebabkan oleh faktor pertama sifatnya siklus, yang bisa dipelajari, ada rentang waktunya, dan volumenya relatif sama.

Dapur Magma Hingga Kondisi Permukaan Gunung Api

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER