Fenomena suara dentuman misterius di langit Indonesia beberapa kali terjadi sepanjang tahun 2020. Fenomena itu menimbulkan ketakutan bagi sejumlah pihak.
Banyak spekulasi yang muncul pasca terjadinya fenomena itu. Sejumlah pihak mengaitkan dentuman dengan aktifitas alam di langit. Sebagian lain mengaitkan dengan aktifitas manusia yang ada di Bumi.
Suara dentuman pertama tahun 2020 terjadi pada 11 April 2020. Kala itu suara dentuman misterius menggegerkan warga di wilayah Jabodetabek. Dentuman terdengar sekitar pukul 01.00-03.00 WIB
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Banyak warga yang menduga suara misterius itu berasal dari erupsi Gunung Anak Krakatau.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi ESDM dan BMKG mengatakan dentuman bukan berasal dari erupsi Gunung Anak Krakatau. Pos Pemantau Gunung Api Anak Krakatau pun tak melaporkan adanya dentuman meski Gunung Anak Krakatau mengalami erupsi ringan.
BMKG menduga sumber dentuman berasal dari aktivitas di ionosfer, lapisan terluar atmosfer Bumi. Kesimpulan itu didapat dari data monitoring alat BMKG.
"Dapat dilihat dengan baik dengan alat magnetometer yang kami punya. Dari sinyal tersebut menyimpulkan bahwa energi yang dihasilkan bukan bersumber dari litosfer dan atmosfer, tapi pada lapisan ionosfer," kata Kepala Sub Bidang Analisis Geofisika Potensial dan Tanda Waktu BMKG, Suaidi Ahadi, Jumat (12/6).
Dentuman misterius kedua terjadi pada 11 Mei 2020 sekitar pukul 00.00-02.00 WIB. Sebagian orang di Ngawi, Sragen, Boyolali, hingga Grobokan melaporkan mendengar suara dentuman misterius tersebut.
PVMBG dan BMKG mengatakan suara dentuman tidak berkaitan dengan peningkatan aktivitas erupsi gunung di Jawa Tengah. Seperti yang terjadi pada 11 April 2020, BMKG menduga sumber dentuman berasal dari aktivitas di ionosfer, lapisan terluar atmosfer Bumi. Kesimpulan itu didapat dari data monitoring alat BMKG.
Dentuman ketiga terjadi pada 21 dan 22 Mei 2020. Sebagian orang yang tinggal di Kota Bandung dan sekitarnya mengaku mendengar dentuman misterius tersebut. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) berasumsi sumber suara dentuman misterius di Bandung, Jabodetabek, hingga Jawa Tengah berasal dari aktivitas manusia, bukan suara alami.
BMKG juga tidak menemukan aktivitas seismik, vulkanik, petir atau ledakan di atmosfer saat dentuman terjadi. Peneliti BMKG Deni Septiadi berasumsi dentuman berasal dari sumber tidak alami, seperti aktivitas militer berupa tembakan atau suara pesawat.
TNI sendiri telah menegaskan tidak melakukan aktivitas militer selama masa pandemi Covid-19 yang bisa menyebabkan suara dentuman seperti didengar sebagian penduduk di Pulau Jawa
Dentuman misterius terdengar di DKI Jakarta, khususnya wilayah Jakarta Selatan pada Minggu (20/8), sekitar pukul 19.00-20.00 WIB. Pengguna media sosial sempat riuh mempertanyakan sumber dentuman itu.
BMKG menyampaikan tak mencatat ada aktivitas seismik di Jakarta dan sekitarnya pada saat dentuman itu terdengar. Namun, BMKG menyebut berdasarkan hasil monitoring petir menggunakan peralatan lightning detector menunjukkan beberapa aktivitas petir yang terjadi di sekitar Gunung Salak, Bogor antara pukul 19.00 hingga 21.00 WIB.
Peneliti LAPAN Rhorom Priyatikanto mengatakan belum ada pihak yang mampu menjelaskan secara pasti sumber dentuman misterius yang terjadi beberapa kali di Indonesia. Dia pun mengatakan data yang dibutuhkan untuk mengidentifikasi dentuman terbatas.
"Penjelasan yang baik tentang fenomena itu memang belum tersedia. Apalagi karena data yang kurang tentang fenomena itu," ujar Rhorom kepada CNNIndonesia.com, Senin (20/11).
Rhorom pun mengingatkan bahwa fenomena dentuman itu bisa terjadi lagi di Indonesia dengan lokasi dan waktu yang berbeda.
"Bisa jadi ada dentuman sejenis pada tahun 2021," ujarnya.
(jps/eks)