Peneliti Brazil dilaporkan menemukan orang yang terinfeksi dua jenis varian virus corona SARS-C0V-2 secara bersamaan. Temuan itu meningkatkan kekhawatiran mengenai peningkatan jumlah varian di Brazil.
Dalam studi yang dipublikasikan di medRxiv, Para peneliti mengatakan penelitian mereka akan menjadi yang pertama di dunia yang mengonfirmasi koinfeksi dengan dua jenis virus corona. Studi itu belum dipublikasikan dalam jurnal ilmiah dan belum ditinjau oleh rekan sejawat.
Melansir Strait Times, ada dua pasien di Brasil yang memiliki dua varian virus corona di dalam tubuhnya. Kedua pasien berusia sekitar 30 tahun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Peneliti mengatakan dua varian virus corona yang ada di dalam tubuh kedua pasien itu adalah varian B.1.1.28 dan B.1.1.248 atau B.1.9. Mereka berdua dilaporkan mulai terinfeksi sejak akhir November 2020.
Para peneliti, kedua pasien pertama hanya mengalami gejala ringan berupa batuk kering. Sedangkan pasien kedua mengalami batuk, sakit tenggrokan, dan sakit kepala. Saat ini keduanya tidak mengalami rawat inap.
Ahli virus di Universitas Feevale, Fernando Spilki mengatakan varian baru membawa risiko penularan yang lebih besar dan kemungkinan resistansi terhadap vaksin yang saat ini sedang dikembangkan.
"Koinfeksi ini dapat menghasilkan kombinasi dan menghasilkan varian baru, bahkan lebih cepat daripada yang telah terjadi. Ini akan menjadi jalur evolusi lain untuk virus," ujar Spilki.
Melansir medrxiv, peneliti telah melakukan rekonstruksi haplotipe dalam inang menggunakan SNV frekuensi rendah dan tinggi untuk memvalidasi koinfeksi. Pasien pertama menunjukkan dua haplotipe dengan frekuensi masing-masing 80 persen dan 20 persen. Sedangkan pasien kedua dengan frekuensi 83 persen dan 17 persen.
Dari kedua sampel, garis keturunan pasien pertama berpartisipasi sebagai haplotipe mayor dan minor selama proses koinfeksi.
"Dengan demikian, koinfeksi SARS-CoV-2 ditandai dengan adanya mutasi E484K pada protein S yang mendukung hipotesis koinfeksi oleh dua garis keturunan SARS-CoV-2 yang berbeda pada kedua sampel," kutip penelitian itu.
Para peneliti mengingatkan penelitian lebih lanjut perlu dilakukan mengingat sumber daya yang terbatas dan sedikit jumlah sampel yang diurutkan dalam penelitian mereka.
Lebih dari itu, mereka juga mengingatkan kemungkinan terjadinya peristiwa koinfeksi, serta kemungkinan semakin meluasnya penyebaran B.1.1.28 (E484K) dan munculnya garis keturunan varian VUI-NP13L.