Guru Besar UKI Teliti Potensi Sambiloto untuk Obat Covid-19

UKI | CNN Indonesia
Jumat, 29 Jan 2021 17:27 WIB
Guru Besar FKIP UKI Marina Silalahi menyebutkan tidak menutup kemungkinan bahwa senyawa tanaman sambiloto dapat mengatasi Covid-19.
Guru Besar FKIP UKI Marina Silalahi menyebutkan tidak menutup kemungkinan bahwa senyawa tanaman sambiloto dapat mengatasi Covid-19. (Foto: UKI)
Jakarta, CNN Indonesia --

Tanaman sambiloto disebut memiliki potensi untuk mengobati Covid-19.

Hal itu dibuktikan oleh Guru Besar Prodi Pendidikan Biologi FKIP UKI Prof. Dr. Marina Silalahi lewat penelitian etnomedisinnya yang berjudul 'Salah Satu Senyawa yang Dihasilkan oleh Tanaman Sambiloto dapat Menyelamatkan Manusia dari Pandemi Covid 19'.

"Tidak menutup kemungkinan bahwa salah satu senyawa yang dihasilkan oleh sambiloto dapat menyelamatkan manusia dari pandemi Covid 19," ujar Marina dalam orasi ilmiah pengukuhan kenaikan Jabatan Akademik fungsional sebagai profesor bidang Ilmu Etnobotani di Kampus UKI Cawang, Kamis (28/1).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Peraih Juara ke-3 Dosen Berprestasi di tingkat Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah III tahun 2019 itu menjelaskan studi etnomedisin tersebut merupakan salah satu bidang kajian etnobotani.

"Penelitian etnomedisin saat ini banyak ditujukan untuk menemukan senyawa kimia baru sebagai bahan baku dalam pembuatan obat industri farmasi terutama penyakit berbahaya, seperti obat kanker dan tidak menutup kemungkinan untuk mengatasi Covid-19," ujarnya.

Marina melanjutkan, di akhir tahun 2020 hingga awal Januari 2021 negara Thailand meyakini tanaman sambiloto dapat mengobati atau paling tidak mengurangi dampak negatif Covid 19.

"Setelah saya telusuri, ternyata pemanfaatannya untuk mengatasi Covid 19 diadaptasi dari kearifan lokal etnis di Thailand. Sambiloto merupakan jenis tanaman yang terdaftar sebagai obat esensial nasional di Thailand terutama untuk mengatasi gejala flu atau influensa. Dalam buku materi medika III, sambiloto resmi tanaman obat Indonesia, herba sambiloto digunakan sebagai diuretika dan antipiretika," ujarnya.

Diketahui selama menjadi akademisi, Marina Silalahi berhasil memublikasi beberapa penelitiannya di Jurnal Internasional Bereputasi dan Jurnal Nasional terakreditasi.

"Sebagai akademisi, kami melakukan tridarma perguruan tinggi. Salah satu karya ilmiah saya ialah tentang kearifan lokal dan keanekaragaman hayati Indonesia khususnya etnis Batak yang memiliki nilai ilmiah yang sangat baik dan penting dilestarikan," ungkapnya.

Marina menekankan pentingnya integrasi kearifan lokal dan iptek khususnya etnomedisin untuk pembangunan berkelanjutan, baik untuk pengambil kebijakan dan peneliti. Penelitian yang terintegrasi dari berbagai keahlian ilmu dibutuhkan untuk mengembangkan etnomedisin.

(fef)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER