Mutasi Virus Corona Bermunculan, Eijkman Akui Belum Ada di RI

CNN Indonesia
Selasa, 02 Feb 2021 10:56 WIB
Menurut Eijkman berdasarkan 251 sekuens SARS-CoV-2 di Indonesia, belum ditemukan varian B.1.17, B1.1.1.28.1/P1, dan B.1.351.
Eijkman mengklaim varian dan mutasi virus corona belum ditemukan di Indonesai. (iStockphoto/oonal)
Jakarta, CNN Indonesia --

Lembaga penelitian pemerintah bidang biologi molekuler dan bioteknologi kedokteran, Eijkman, mengklaim belum menemukan varian baru virus corona (SARS-COV-2) di Indonesia. Hal ini disampaikan dalam unggahan di akun resmi Instagram Eijkman pada Senin (1/2).

Seperti diketahui saat ini setidaknya ada tiga varian virus corona yang sudah terdeteksi menyebar di berbagai negara, yakni B.1.17, B1.1.1.28.1/P1, dan B.1.351. Varian-varian ini juga telah menghasilkan berbagai mutasi yang berbeda dari genom SARS-CoV-2 yang ditemukan di Wuhan, China.

"Sampai 1 Februari 2021, varian-varian baru ini belum ditemukan pada 251 sekuens SARS-CoV-2 Indonesia yang sudah dilaporkan ke GISAID," tulis Eijkman dikutip Selasa (2/2).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

[Gambas:Instagram]

Eijkman juga menjelaskan pengawasan genom di Indonesia perlu ditingkatkan lagi untuk mendeteksi varian baru virus Covid-19.

Mutasi pada virus merupakan hal yang umum terjadi, karena bagian proses evolusi virus agar dapat beradaptasi dan tetap hidup. Pada SARS-CoV-2 dikatakan mutasinya empat kali lebih lambat ketimbang virus influenza lantaran memiliki mekanisme proofreading penggandaan materi genetik.

Penyebaran Varian SARS-COV-2

Berdasarkan informasi Eijkman, varian B.1.17 ditemukan pertama kali di Inggris dan kini ditemukan di 70 negara. Varian ini sudah menghasilkan 23 mutasi.

Sementara varian B.1.1.28.1 atau P1 pertama kali ditemukan di Manaus, Brasil. Varian dengan catatan 25 mutasi ini sudah dilaporkan terdapat di 8 negara.

Varian B.1.351 berasal dari Afrika Selatan. Sejauh ini 19 mutasinya sudah dikenali dan dilaporkan berada di 31 negara.

Menurut Eijkman varian di Brasil, Inggris dan Afrika Selatan terjadi karena adaptasi dan tingkat infeksi yang terbilang tinggi.

"Walaupun dikorelasikan dengan meningkatnya tingkat fatalitas kasus, varian B.1.17 belum terbukti dapat menyebabkan penyakit Covid-19 yang lebih parah. Demikian juga dengan varian P1 dan B.1.351," tulis Eijkman.

Penggunaan vaksin Covid-19 jenis Pfizer, AstraZeneca dan Moderna dinilai tetap efektif terhadap varian baru Covid-19 asal Inggris, B.1.1.7. Sedangkan untuk varian asal Afrika Selatan masih dapat dicegah oleh vaksin Pfizer dan Moderna.

(can/fea)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER