Ragam Teknologi Cegah Banjir

CNN Indonesia
Senin, 22 Feb 2021 09:01 WIB
Berikut ragam teknologi untuk cegah banjir yang digunakan berbagai kota dunia.
Ilustrasi. Cara berbagai kota dunia atasi banjir (AP Photo/Tatan Syuflana)
Jakarta, CNN Indonesia --

Banjir adalah hal yang biasa melanda DKI Jakarta dan sekitarnya. Namun, banjir semakin sering terjadi dan ketinggiannya semakin mengkhawatirkan.

Di negara maju seperti Jepang, Inggris, hingga Belanda, para insinyurnya telah mengembangkan teknologi yang dapat mengendalikan banjir.

Beikut teknologi pengendali banjir yang ada di sejumlah negara:

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Inggris

Para insinyur di Inggris merancang penghalang banjir yang dapat mencegah banjir di sepanjang Sungai Thames. Terbuat dari baja berlubang, gerbang air itu biasanya dibiarkan terbuka ketika kapal melewatinya. Kemudian, gerbang air ditutup untuk menghentikan aliran air dan menjaga tingkat sungai Thames tetap aman.

Cangkang berlapis baja itu menjadi tempat balok ayun hidrolik memutar lengan gerbang raksasa agar gerbang bisa terbuka dan tertutup.

Gerbang Thames Barrier dibangun antara tahun 1974 hingga 1984 dan telah ditutup untuk mencegah banjir lebih dari 100 kali.

Di sisi lain, Inggris juga berinovasi membuat penghalang luapan air sungai untuk menggantikan karung pasir. Penghalang itu dapat dengan mudah dinaikkan dan diturunkan ketika dibutuhkan.

2. Belanda

Belanda selalu berurusan dengan laut. Sebab, 60 persen populasi di Belanda hidup di bawah permukaan laut. Sehingga, sistem pengendalian banjir yang dapat diandalkan sangat penting.

Antara tahun 1950 dan 1997, Belanda membangun Deltawerken (Delta Works), jaringan bendungan, pintu air, kunci, tanggul, dan penghalang gelombang badai yang canggih.

Salah satu proyek Deltaworks yang paling mengesankan adalah Penghalang Gelombang Badai Scheldt Timur atau Oosterschelde. Alih-alih membangun bendungan konvensional, Belanda membangun penghalang dengan gerbang yang bisa digerakkan.

Setelah 1986, ketika Oosterschelde diselesaikan, ketinggian pasang surut berkurang dari 3,40 meter menjadi 3,25 meter.

Contoh lain Deltaworks adalah Maeslantkering atau Maeslant Storm Surge Barrier, di jalur air Nieuwe Waterweg antara kota Hoek van Holland dan Maassluis.

Selesai pada tahun 1997, Maeslant Storm Surge Barrier adalah salah satu bangunan bergerak terbesar di dunia. Saat air naik, dinding yang terkomputerisasi menutup dan air mengisi tangki di sepanjang penghalang.

Berat air mendorong dinding dengan kuat ke bawah dan mencegah air melewatinya.

Teknologi pencegah lain yang dimiliki Belanda adalah bendungan Hagestein, salah satu dari tiga bendungan yang dapat dipindahkan di sepanjang Sungai Rhine. Bendungan Hagestein memiliki dua gerbang melengkung yang sangat besar untuk mengontrol air.

Melansir ThoughtCo, bendungan dan penghalang air seperti Hagestein Weir telah menjadi model bagi insinyur pengontrol air di seluruh dunia. Amerika Serikat telah meniru teknologi itu untuk mencegah banjir di Pulau Rhode akibat Badai Sandy. 

Cara Jepang dan Venesia Atasi Banjir

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER