CoronaVac bekerja dengan mengajarkan sistem kekebalan untuk membuat antibodi melawan virus corona SARS-CoV-2. Antibodi menempel pada protein virus, seperti protein lonjakan yang menempel di permukaannya.
Untuk membuat CoronaVac, para peneliti Sinovac menggunakan sampel virus corona dari pasien di China untuk menjadi dasar pembuatan vaksin.
Para peneliti diketahui menumbuhkan virus corona dalam jumlah besar di sel ginjal monyet. Kemudian mereka menyiram virus dengan bahan kimia yang disebut beta-propiolakton.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Senyawa tersebut berfungsi untuk menonaktifkan virus corona dengan terikat pada gennya. Sehingga, virus corona yang tidak aktif tidak bisa lagi bereplikasi. Namun, protein mereka, termasuk spike, tetap utuh.
Setelah tahap itu, para peneliti menarik virus yang tidak aktif dan mencampurkannya dengan sejumlah kecil senyawa berbasis aluminium yang disebut adjuvan. Adjuvant berperan merangsang sistem kekebalan untuk meningkatkan responnya terhadap vaksin.
Virus yang tidak aktif diketahui telah digunakan selama lebih dari satu abad, misalnya vaksin polio di tahun 1950-an, hingga vaksin rabies dan hepatitis A.
Melansir WHO, vaksin mengandung bagian yang lemah atau tidak aktif dari organisme tertentu (antigen) yang memicu respons kekebalan di dalam tubuh. Vaksin yang lebih baru memiliki kemampuan untuk memproduksi antigen daripada antigen itu sendiri.
Ketika seseorang divaksinasi, mereka sangat mungkin terlindungi dari penyakit yang ditargetkan. Tapi tidak semua orang bisa divaksinasi.
Orang dengan kondisi kesehatan yang melemahkan sistem kekebalan mereka, seperti kanker atau HIV, atau yang memiliki alergi parah terhadap beberapa komponen vaksin mungkin tidak dapat divaksinasi dengan vaksin tertentu.
Beberapa vaksin memerlukan banyak dosis, diberikan beberapa minggu atau bulan. Lama waktu terkadang diperlukan untuk memungkinkan produksi antibodi yang berumur panjang dan perkembangan sel memori.
Dengan cara ini, tubuh dilatih untuk melawan organisme penyebab penyakit tertentu, membangun memori patogen sehingga dapat dengan cepat melawannya jika dan ketika terpapar di masa mendatang.