Kasus terkonfirmasi Covid-19 harian di Indonesia diklaim pemerintah Joko Widodo terus mengalami penurunan. Selain itu, jumlah kematian dan kasus aktif Covid-19 juga diklaim mengalami penurunan.
Namun, penurunan itu juga sejalan dengan jumlah orang yang dites. Bahkan, grafik memperlihatkan data pengetesan mengalami fluktuasi bahkan terus menurun dalam beberapa bulan terakhir.
Co-Founder Kawal Covid-19, Elina Ciptadi mengatakan pihaknya tidak menafikan kemungkinan bahwa penurunan kasus bisa saja sudah terjadi di lapangan. Namun, penurunan jumlah tes harian dan masih tingginya tingkat positivitas tes membuat pihaknya tidak bisa menarik kesimpulan bahwa kasus memang sudah turun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau jumlah tes hariannya konsisten dan kasusnya turun, baru kita bisa berharap," ujar Elina kepada CNNIndonesia.com, Rabu (10/3).
Elina menuturkan menurunnya jumlah kasus dan pengetesan harus menjadi kewaspadaan semua pihak. Selain itu, kondisi itu juga menjadi peringatan agar tes dan protokol kesehatan (prokes) tidak dikendurkan.
Lihat juga:Angka di Balik Ucap Syukur Jokowi |
Sebab, dia menilai pelonggaran tidak cukup hanya mengacu dari turunnya kasus dalam beberapa hari terakhir. Sebab, dia khawatir kasus akan naik kembali jika pengendalian pandemi menurun.
Elina berkata masyarakat harus tetap menjaga diri sampai kasus di komunitas berada di level terkendali. Indikator sebuah kasus terkendali antara lain, tingkat positivitas tes di bawah 5 persen.
Kemudian, jumlah tes setidaknya 1 per 1000 penduduk per minggu atau minimum 38.500 tes per hari yang dibagi proporsional per kabupaten di Indonesia. Dia meminta jangan 40 persen tes terpusat di DKI.
"Ketiga, tingkat positivitas tes yang rendah ini terjaga selama setidaknya 2 sampai 3 minggu," ujarnya.
Lebih lanjut, Elina mengaku tidak mengetahui penyebab pengetesan menurun. Dia menilai hal itu merupakan tanggungjawab Kementerian Kesehatan.
Kemudian, dia menyatakan pihaknya juga tidak bisa memprediksi kapan puncak kasus di Indonesia karena terbatasnya jumlah tes harian, masih tingginya tingkat positivitas, rendahnya penelusuran, dan proporsi masyarakat yang sudah divaksinasi yang masih sedikit.
"Kami belum bisa menyimpulkan (puncak kasus Covid-19 di Indonesia)," ujar Elina.
Epidemiolog Universitas Griffith, Dicky Budiman menuturkan jumlah tes memiliki hubungan erat dengan jumlah kasus terkonfirmasi hingga kematian harian Covid-19. Dalam pandemi Covid-19, dia berkata pengetesan hingga penelusuran yang memadai akan menyebabkan positivity rate berada pada di bawah 5 persen.
"Sangat jelas ada hubungan yang erat antara jumlah tes, penelusuran, termasuk karantina yang dilakukan terhadap kasus terkonfirmasi harian, aktif, dan kematian," ujar Dicky kepada CNNIndonesia.com.