TREN SAINS

Proses Pemakaman Astronaut yang Wafat di Luar Angkasa

CNN Indonesia
Sabtu, 08 Mei 2021 07:52 WIB
Misi perjalanan luar angkasa adalah misi mematikan, sehingga NASA memikirkan cara memakamkan astronaut yang wafat secara layak.
Ilustrasi astronot. (Kirill KUDRYAVTSEV / AFP)

Astronaut hanya memiliki waktu sekitar 15 detik sebelum mereka kehilangan kesadaran. Sebelum membeku, kemungkinan besar mereka akan mati karena sesak napas atau dekompresi.

10 detik terpapar ke ruang hampa udara akan memaksa air di kulit dan darah mereka menguap, sementara tubuh mereka mengembang ke luar seperti balon yang diisi udara. Paru-paru mereka akan runtuh, dan setelah 30 detik mereka akan lumpuh, jika mereka belum mati pada saat ini.

Hadfield menuturkan mayat di luar angkasa merupakan masalah yang serius. Fakta bahwa mayat adalah biohazard jelas merupakan perhatian terbesar dan menemukan ruang untuk menyimpannya sangat penting.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Karena NASA tidak memiliki protokol untuk kematian mendadak di ISS, komandan stasiun mungkin akan memutuskan bagaimana menangani jenazah tersebut.

"Jika seseorang meninggal saat menggunakan EVA, saya akan membawa mereka ke dalam airlock terlebih dahulu," kata Hadfield.

"Saya mungkin akan menahan mereka di dalam pakaian bertekanan mereka; tubuh benar-benar membusuk lebih cepat dengan pakaian antariksa dan kami tidak ingin bau daging busuk atau gas, ini bukan sanitasi. Jadi kami akan menyimpannya dalam setelan mereka dan menyimpannya di tempat yang dingin di stasiun," ujar Hadfield.

Seperti di kapal selam, jika kehilangan anggota awaknya dan tidak dapat segera mendarat, mereka menyimpan mayat di dekat torpedo, di tempat yang dingin dan terpisah dari tempat tinggal kru.

Pada 2005 NASA sebenarnya telah membuat riset soal mengatasi jenazah di luar angkasa. Mereka menggunakan teknik yang disebut promesi, yang pada dasarnya mengeringkan tubuh. Alih-alih menghasilkan abu kremasi, metode itu akan mengubah mayat beku menjadi jutaan potongan kecil daging es.

Mengutip IFL Science, belakangan NASA menciptakan ide pemakaman di luar angkasa yang sesuai etika. Bekerja sama dengan perusahaan pemakaman ekologi Promessa, salah satu kelompok mengusulkan gagasan bernama Body Back.

Ide pemakaman di luar angkasa, untuk astronaut yang meninggal dunia di sana, terinspirasi dari perjalanan yang akan dilakukan manusia ke Mars.

Adapun prosedurnya, tubuh pertama-tama harus disingkirkan dari pandangan dan dicegah mencemari udara di dalam pesawat ruang angkasa saat membusuk. Jenazah akan dimasukkan ke dalam kantong Gore-Tex dan disegel.

Tubuh tak akan dikirim kembali ke Bumi karena tak mungkin. Jenazah juga tak dapat dikremasi karena berpotensi menimbulkan bahaya. Sehingga tim dari NASA mempertimbangkan jika jenazah akan mendapatkan penguburan ekologis.

Caranya, tubuh akan dibekukan dan kemudian digetarkan dengan menggunakan lengan robot hingga berbentuk seperti debu. Bubuk jenazah kemudian bisa disimpan dan dapat dikembalikan kepada keluarga.

Ide tersebut sebenarnya sudah dikembangkan pada 2005 namun baru dimatangkan tahun 2013. Pendiri Promessa kemudian mengumumkan bahwa NASA beserta pihak swasta yang tak disebutkan, siap menggunakan rencana penguburan ekologis.

Dalam keadaan darurat selama perjalanan ke Mars, astronaut yang meninggal di luar angkasa, akan dimakamkan dengan cara pemakaman ekologis.

(jps/dal)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER