Studi Ungkap Gen yang Bisa Tangkal Gejala Parah Covid-19
Tim peneliti dari Universitas Newcastle, Inggris, menyebut terdapat gen tertentu dalam tubuh manusia yang menyebabkan mengapa beberapa orang yang positif Covid-19 tidak mengalami gejala yang parah.
Mereka mengatakan kondisi itu terkait dengan keberadaan gen HLA-DRB1*04:01.
Peneliti menyampaikan gen HLA-DRB1*04:01 ditemukan tiga kali lebih sering pada orang positif Covid-19 namun tanpa gejala. Temuan itu menunjukkan bahwa orang dengan gen tersebut memiliki ketahanan dari gejala Covid-19 parah.
Carlos Echevarria dari Translational and Clinical Research Institute mengatakan temuan itu penting karena dapat menjelaskan mengapa beberapa orang tertular Covid tapi tidak sakit.
"(Penelitian ini) bisa menunjukkan...siapa yang perlu kita prioritaskan untuk vaksinasi di masa depan lewat tes genetik," ujar Echevarria.
Dengan mengidentifikasi orang yang memiliki gen tersebut, maka bisa diketahui siapa yang berisiko menularkan Covid-19 ketika mereka tidak bergejala.
Melansir Science Daily, penelitian dilakukan dengan membandingkan orang tanpa gejala dengan pasien dari komunitas yang sama yang mengembangkan Covid dengan gejala parah tetapi tidak memiliki penyakit bawaan.
Tim peneliti menyakini itu adalah bukti nyata pertama dari resistensi genetik. Pasalnya, penelitian itu membandingkan orang yang terkena dampak parah dengan kelompok Covid-19 tanpa gejala.
Selain itu, mereka menggunakan pengurutan generasi berikutnya untuk fokus secara detail dan skala pada gen HLA yang dikemas bersama pada kromosom 6.
Melansir Eurek Alert, gen HLA berkembang dari generasi ke generasi sebagai reaksi terhadap patogen penyebab penyakit.
Hal ini berdasarkan penelitian yang menggunakan sampel dari 49 pasien dengan Covid-19 berat yang dirawat di rumah sakit karena gagal pernapasan. Sementara sampel dari kelompok tanpa gejala terdiri dari 69 pekerja rumah sakit yang dites positif melalui tes antibodi darah rutin. Untuk kelompok kontrol dari studi mengaitkan hubungan antara genotipe HLA dan hasil dari operasi penggantian sendi.
Penelitian itu menggunakan mesin pengurutan DNA terbaru untuk mempelajari berbagai versi, atau alel dari gen HLA secara mendalam yang dikombinasikan dengan berbagai keahlian dan pemodelan.
Sampel berasal dari kawasan Inggris Timur Laut dan diambil selama penguncian (lockdown) pertama. Hal itu dipilih untuk mengurangi variasi dalam kelompok studi.
Para peneliti menyampaikan perlu lebih banyak penelitian di Inggris dan populasi lain karena mungkin ada salinan berbeda dari gen HLA yang memberikan resistensi pada populasi lain.