Mengenal Booster Vaksin Covid dan Debat Ahli di Dosis Ketiga

nis | CNN Indonesia
Kamis, 01 Jul 2021 19:42 WIB
Sejumlah ahli masih berdebat soal perlu tidak vaksin booster atau vaksin ketiga untuk melawan varian baru Covid-19 yang terus muncul.
Ilustrasi vaksin Covid-19. (ANTARA FOTO/JOJON)
Jakarta, CNN Indonesia --

Melonjaknya kasus Covid-19 di sejumlah negara, dan banyaknya tenaga kesehatan (nakes) yang terinfeksi virus corona membuat munculnya kemungkinan dibutuhkan  booster vaksin atau suntikan dosis ketiga vaksin SARS-CoV-2 itu.

Ide tersebut juga sudah disampaikan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) yang merekomendasikan dokter maupun perawat serta masyarakat Indonesia mendapat booster vaksin covid-19.

Namun rencana itu masih menjadi pro kontra, termasuk bagi para penelitian perusahaan vaksin luar negeri.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di tengah upaya berkelanjutan untuk memvaksinasi orang, muncul dua pertanyaan besar: Akankah perlindungan kekebalan terhadap virus corona bertahan lama? Atau apakah orang akan segera membutuhkan suntikan booster?

"Saat ini, tidak ada yang tahu, apakah booster akan diperlukan," kata Kirsten Lyke, ahli vaksin di Fakultas Kedokteran Universitas Maryland di Baltimore, mengutip Science News.

Tetapi para peneliti tetap akan meneliti dan mencari tahu soal itu. Anggota Komite Penasihat Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (ACIP) Amerika Serikat juga sedang membahas kapan saatnya badan itu membuat rekomendasi untuk suntikan dosis ketiga atau vaksin booster.

Sebagian besar peneliti di ACIP setuju bahwa masih perlu data yang lebih banyak lagi mengenai manfaat vaksin booster sebelum akhirnya dieksekusi.

Anggota ACIP sepakat bahwa peningkatan kasus "terobosan" Covid-19, setelah seseorang divaksinasi secara penuh, dapat menjadi tanda bahwa kekebalan tubuh berkurang dan dosis ketiga mungkin diperlukan.

"Kami masih sangat hati-hati pada terobosan vaksin booster khususnya lansia. Adalah kesalahan memberikan vaksin booster tanpa informasi yang memadai. Apakah vaksin itu meningkatkan? Dan (masih) sedikit data soal keamanan," kata anggota ACIP, Sarah Long, mengutip CNN, Kamis (1/7).

Pengumpulan data dilakukan agar manfaat dari vaksin booster diketahui terlebih dahulu sebelum menimbulkan risiko yang tidak diinginkan.

Para peneliti dan pejabat kesehatan menduga bahwa kekebalan terhadap Covid-19 yang diperoleh vaksin-vaksin yang sudah beredar mungkin berkurang seiring berjalannya waktu, mungkin setelah satu tahun atau lebih. Selain itu ada kemungkinan tidak bisa menjadi pelindung terhadap varian virus corona baru yang terus muncul.

Cara Kerja Mirip dengan Vaksin Tetanus atau Flu

Seseorang yang divaksinasi mungkin memerlukan dosis booster vaksin untuk tetap terlindungi dari jenis virus corona dan varian yang bermunculan. Hal ini, mirip saat booster tetanus direkomendasikan setiap 10 tahun atau vaksin flu yang direkomendasikan setiap tahun.

Profesor dan direktur eksekutif Pusat Akses Vaksin Internasional di Sekolah Kesehatan Masyarakat Johns Hopkin, William Moss mengatakan banyak orang mungkin akrab dengan vaksin tetanus-toxoid yang direkomendasikan setiap 10 tahun, yang dinilai mirip dengan kondisi di masa depan.

"Ini mengingatkan sistem kekebalan kita, sehingga jika kita pernah terkena racun itu, sistem kekebalan kita akan mengingatkan dan merespons dengan sangat cepat," jelas Moss.

Menguji Ketahanan Vaksin Covid-19 Sebelum Diberi Booster

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2 3
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER