Mengenal Bahaya Spyware Pegasus Israel dan Cara Intai Korban

CNN Indonesia
Selasa, 27 Jul 2021 13:43 WIB
Dunia sudah mengantisipasi keberadaan spyware pegasus milik perusahaan teknologi NSO Group yang sangat meresahkan.
Ilustrasi spyware pegasus. (Foto: Istockphoto/ Dusanpetkovic)
Jakarta, CNN Indonesia --

Dalam waktu beberapa bulan terakhir beredar laporan sebuah perusahaan teknologi NSO Group, yang membuat spyware bernama Pegasus. Software itu digunakan untuk meretas ponsel pintar dan alat kerja seperti laptop dan PC.

Bagaimana cara kerja Pegasus mengintai korbannya?

Masih ingat dengan cerita mengejutkan datang dari laporan bahwa dua wanita yang dekat dengan jurnalis asal Arab Saudi, yang tewas pada 2018 , Jamal Khashoggi. Kedua wanita itu disebut menjadi sasaran agen pemerintah yang mengintai dengan menggunakan software mata-mata.

Koalisi kantor berita, The Washington Post, Le Monde, dan The Guardian menyebut bahwa mereka merupakan Proyek Pegasus. Proyek ini dipimpin oleh Forbidden Stories, sebuah organisasi jurnalis yang mengerjakan kasus jurnalis yang dibungkam dengan beberapa cara.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Amnesty International menjalankan forensik terperinci pada 67 smartphone untuk mencari bukti bahwa mereka menjadi sasaran spyware Pegasus. Terdapat 37 ponsel di antaranya dinyatakan positif diintai menggunakan Pegasus. Tetapi banyak detail penting yang masih belum jelas.

Apa itu Pegasus, dan apa itu NSO Group?

Pegasus adalah spyware yang dikembangkan oleh kontraktor swasta, NSO Group yang kerap digunakan oleh instansi pemerintah. Program itu menginfeksi ponsel target dan mengirimkan kembali data, termasuk foto, pesan, dan rekaman audio atau video.

NSO Group mengatakan bahwa perangkat lunak apapun dapat dilacak oleh Pegasus mengutip dokumen NSO Pegasus. Spyware Pegasus juga diklaim tidak bisa dilacak balik oleh siapa pun.

Singkatnya, NSO Group membuat produk yang memungkinkan pemerintah memata-matai warganya. Perusahaan menggambarkan peran produknya di situs webnya sebagai membantu "lembaga intelijen dan penegak hukum pemerintah menggunakan teknologi untuk memenuhi tantangan enkripsi" selama investigasi terorisme dan kriminal.

Tapi seperti yang Anda bayangkan, kelompok kebebasan sipil tidak senang dengan bisnis spyware-for-hire, dan bisnis dengan klien pemerintah tidak banyak memerdekakan pendapat para kelompok tersebut.

NSO Group mengatakan kepada The Washington Post bahwa mereka hanya bekerja dengan lembaga pemerintah, dan akan memutus akses agen ke Pegasus jika menemukan bukti penyalahgunaan.

Dalam laporan transparansi yang dirilis akhir Juni lalu, perusahaan mengklaim telah melakukan hal itu sebelumnya. Namun, pernyataan Amnesty International menimbulkan kekhawatiran bahwa perusahaan tersebut menyediakan spyware kepada pemerintah, di mana lembaga pemerintah dapat melakukan itu kepada warganya.

The Washington Post juga memiliki wawancara yang mencakup kisah perusahaan itu, tentang bagaimana NSO Grup didirikan dan bagaimana perusahaan itu memulainya di industri pengawasan.

Target Spyware Pagesus

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2 3
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER