Jakarta, CNN Indonesia --
Para peneliti dari Southwest Research Institute (SwRI), Texas berhasil melacak asal mula asteroid yang menabrak Bumi 60 juta tahun lalu dan memusnahkan dinosaurus.
Mereka melacak jejak asal mula asteroid jutaan tahun yang lalu ini menggunakan kombinasi simulasi geologi dan komputer.
Kombinasi keduanya membuat tim peneliti SwRI bisa memecahkan misteri arkeologi dan astronomi yang sudah berlangsung jutaan tahun lalu. Salah satunya melacak jejak asteroid yang membunuh dinosaurus.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sekitar 66 juta tahun yang lalu, sebuah asteroid besar berukuran sekitar 10 kilometer menabrak Bumi di dekat Meksiko. Benturan ini menyisakan kawah Chicxulub, berdiameter 180 kilometer di semenanjung Yukatan, Meksiko.
Peristiwa tersebut menyebabkan kepunahan massal yang memusnahkan hampir 75 persen semua spesies tumbuhan dan hewan termasuk dinosaurus non-unggas.
Kini dengan menggunakan studi pemodelan komputer tentang evolusi asteroid dan data dari asteroid yang diketahui, tim dari AS itu telah menyelidiki dari mana asteroid itu berasal.
Mereka juga bisa memperkirakan seberapa sering "peristiwa Chicxulub" ini terjadi. Saat ini sebagian besar peneliti mulai sepakat bahwa tabrakan asteroid lah yang menjadi penyebab punahnya dinosaurus. Hasil penelitian dipublikasikan bulan lalu di Icarus.
"Kami memutuskan untuk mencari di mana saudara dari asteroid yang menabrak Chicxulub mungkin bersembunyi," kata David Nesvorný, penulis utama studi tersebut.
Para peneliti lantas mempelajari sabuk asteroid utama yang terletak di antara orbit Mars dan Jupiter. Menurut NASA, sabuk ini diperkirakan berisi antara 1,1 hingga 1,9 juta asteroid berdiameter lebih dari 1 kilometer, serta jutaan asteroid yang lebih kecil.
Dengan menggunakan model komputer, mereka mempelajari bagaimana benda luar angkasa itu bisa lepas dari orbitnya di sabuk asteroid.
Mereka memperkirakan asteroid penabrak Chicxulub terlepas dari gravitasi di sabuk asteroid akibat dorongan gaya panas dari Matahari dan gaya dari asteroid lain yang menendang Chicxulub meleset orbit dan terdorong ke arah Bumi.
Dengan Superkomputer Pleiades NASA untuk memodelkan lebih dari 100 ribu asteroid, hasilnya menunjukkan objek dari bagian luar sabuk asteroid dengan diameter 10 kilometer dapat menghantam Bumi rata-rata setiap 250 juta tahun sekali. Ini berarti ancaman tumbukan asteroid ke Bumi 10 kali lebih sering dari yang dihitung sebelumnya.
"Hasil ini sangat menarik," kata Simone Marchi, salah satu penulis studi tersebut, seperti dikutip Indian Express.
Para peneliti menyebut sabuk terluar asteroid yang ada di antara Mars dan Jupiter banyak dihuni oleh material "kondrit berkarbon".
Asteroid pemusnah dino berasal dari luar Tata Surya
Namun, penelitian berbeda memperkirakan asteroid ini berasal dari luar tata surya. Asumsi ini berdasarkan materi dan ukuran asteroid yang cukup besar, 10 kilometer. Hal ini dilaporkan pada makalah lain yang diterbitkan pada bulan Februari.
Tim studi mengatakan bahwa benda itu berasal dari awan Oort, yang merupakan puing-puing di tepi tata surya. Komet itu kemudian terdorong keluar jalur akibat tarikan gravitasi Jupiter dan terus melesat ke dekat Matahari, dan pecah menjadi beberapa bagian.
Tim menulis bahwa fragmen-fragmen ini melintasi orbit Bumi dan menghantam planet ini sekali setiap 250 hingga 730 juta tahun atau lebih.
Dikutip Universe Today, tampaknya asteroid yang membunuh dinosaurus adalah benda besar yang relatif jarang yang dilemparkan ke tata surya bagian dalam.
Ada beberapa penjelasan lain juga seperti studi Harvard yang menunjuk sumber penabrak sebagai jangkauan terluar tata surya, dan studi SwRI lain yang menunjukkan disintegrasi asteroid yang lebih besar diprediksi menjadi penyebabnya.
Semua itu kedengarannya tidak terlalu meyakinkan, mengingat kemungkinan bahwa dampak serupa kemungkinan akan memusnahkan sebagian besar umat manusia.
Meski demikian, Nesvorný mengatakan penelitian ini akan membantu kita lebih memahami sifat dampak Chicxulub, dan memberi tahu dari mana asal asteroid yang mampir ke Bumi di masa lalu.