Penyakit yang disebabkan oleh virus Marburg diawali dengan demam tinggi, sakit kepala parah dan malaise parah, dan nyeri otot sebagai ciri umum. Pada hari ketiga, ditemukan juga gejala diare yang parah, sakit pada perut dan kram, mual dan muntah. Gejala diare bisa bertahan selama seminggu saat terpapar virus.
Gejala pasien pada fase ini digambarkan berwajah "seperti hantu", bola mata masuk ke dalam, wajah tanpa ekspresi dan kelesuan yang ekstrem. Ruam pada kulit namun tak gatak juga ditemukan setelah timbul gejala di atas, selama 2 hingga 7 hari.
WHO menyebut banyak pasien mengalami manifestasi perdarahan yang parah dalam waktu 7 hari, dan kasus yang fatal biasanya mengalami perdarahan, seringkali ditemukan pada beberapa area. Darah segar pada feses disebut sering dialami pasien, dan disertai dengan pendarahan dari hidung, gusi, dan vagina.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pendarahan spontan juga dijumpai pada titik penyuntikan vena, di mana akses intravena diperoleh untuk memberikan cairan atau mengambil sampel darah. Hal ini dapat memperparah kondisi tubuh pasien dan disebut dapat merepotkan tenaga media.
Selama fase penyakit yang parah, pasien mengalami demam tinggi. Keterlibatan sistem saraf pusat dapat mengakibatkan kebingungan, tempramen dan agresi. Dalam kasus yang fatal, kematian biasanya terjadi antara 8 hingga 9 hari dari gejala awal, biasanya didahului dengan kehilangan darah yang parah dan syok.
Sejak virus tersebar di Marburg, Jerman pada 1967-an, belum ada pengobatan yang tersedia untuk virus tersebut. Namun begitu berbagai perawatan potensial termasuk produk darah, terapi kekebalan dan terapi obat saat ini dilaporkan sedang dievaluasi.
Sejauh ini, perawatan medis dan rehidrasi dilakukan untuk meningkatkan peluang pasien Marburg bertahan hidup.
WHO menyebut sulit untuk membedakan secara klinis penyakit virus Marburg (MVD) dari penyakit menular lainnya seperti malaria, demam tifoid, shigellosis, meningitis dan demam berdarah virus lainnya.
Konfirmasi bahwa gejala disebabkan oleh infeksi virus Marburg dibuat dengan menggunakan metode diagnostik berikut:
-Antibodi terkait enzim immunosorbent assay (ELISA);
-Tes deteksi antigen;
-Tes netralisasi serum;
-Reverse-Transcriptase Polymerase Chain Reaction (RT-PCR)
- isolasi virus dengan kultur sel.
Sampel yang dikumpulkan dari pasien merupakan risiko biohazard yang ekstrem, dan pengujian laboratorium pada sampel yang tidak dinonaktifkan perlu dilakukan di bawah penahanan biologis maksimum.
Semua spesimen biologi harus dikemas menggunakan sistem triple packaging saat diangkut secara nasional maupun internasional.