AS Manfaatkan Fusi Nuklir Hasilkan 10 Persen Energi Matahari

CNN Indonesia
Kamis, 19 Agu 2021 10:31 WIB
Peneliti AS mengumumkan terobosan terbaru dalam pemanfaatan teknologi fusi nuklir yang bisa hasilkan 10 kuadriliun watt daya.
Ilustrasi fusi nuklir. iStockphoto/svedoliver
Jakarta, CNN Indonesia --

Para peneliti di National Ignition Facility (NIF) Amerika Serikat (AS) mengumumkan terobosan terbaru dalam pemanfaatan teknologi fusi nuklir yang hasilkan 10 kuadriliun watt daya.

Eksperimen fusi nuklir di fasilitas laser terbesar di dunia itu melepaskan 1,3 juta joule energi, mendekati titik yang dikenal sebagai pengapian di mana fusi nuklir melepaskan banyak energi daripada meledakkannya.

Hasil reaksi dengan sinar laser mencapai panas 100 juta derajat Celsius jauh lebih panas dari inti Matahari yang hanya 15 juta derajat Celsius.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Para peneliti di Lawrence Livermore National Laboratory di California Utara mengatakan mereka telah memfokuskan 192 laser raksasa di NIF seukuran kacang, menghasilkan pelepasan energi 1,3 megajoule dalam 100 triliun detik.

Dikutip Live Science, pelepasan energi itu setara dengan 10 persen energi sinar Matahari yang menyinari Bumi setiap saat.

Para peneliti memfokuskan susunan raksasa mereka yang terdiri hampir 200 sinar laser ke sebuah titik kecil untuk menciptakan ledakan energi yang besar. Skala itu delapan kali lebih banyak daripada yang pernah mereka lakukan di masa lalu.

Para ilmuwan berharap suatu hari akan mencapai titik 'pengapian', di mana fusi nuklir mengeluarkan 100 persen atau lebih banyak energi daripada yang diserapnya.

Hasil energi secara signifikan disebut lebih besar dari yang diharapkan para ilmuwan dan jauh lebih besar dari rekor sebelumnya yaitu 170 kilojoule, pada uji coba bulan Februari.

Beberapa ilmuwan berharap bahwa fusi nuklir suatu hari nanti bisa menjadi metode yang relatif aman dan berkelanjutan untuk menghasilkan energi di Bumi.

"Hasil ini merupakan langkah maju bersejarah untuk penelitian fusi nuklir, membuka rezim baru yang fundamental untuk eksplorasi dan kemajuan misi keamanan nasional kami yang kritis," kata direktur Laboratorium Nasional Lawrence Livermore, Kim Budil.

Para ilmuwan dan insinyur telah bekerja selama lebih dari 60 tahun untuk meneliti pemanfaatan fusi nuklir berkelanjutan. Tetapi beberapa peneliti berpikir mereka akan dapat mempertahankan fusi di tokamaks dalam beberapa tahun.

Fusi Nuklir Tanpa Tokamak

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER