Peneliti Temukan DNA Manusia Purba Tak Dikenal di Sulsel

CNN Indonesia
Kamis, 26 Agu 2021 19:19 WIB
Ilustrasi penggalian fosil. (iStockphoto/microgen)
Jakarta, CNN Indonesia --

Para peneliti menemukan fosil di Gua Liang Panning atau Liang Panninge di Maros, Sulawesi Selatan, yang disebut bisa mengungkap jejak kelompok manusia purba tak dikenal yang mendiami wilayah itu.

"Kami menemukan DNA pertama dari manusia purba di wilayah antara Asia dan Australia yang dikenal Wallacea, yang memberikan pandangan baru tentang keanekaragaman genetik dan sejarah awal populasi manusia modern di dunia," kata pakar arkeologi dari Pusat Penelitian Evolusi Manusia Universitas Griffith Australia, Prof. Adam Brumm, seperti dilansir CNN, Kamis (26/8).

Brumm adalah salah satu pakar yang menulis laporan penelitian itu di samping kandidat dokter di Institut Ilmu Sejarah Manusia Max Planck di Jerman, Selina Carlhoff.

Menurut Brumm, fosil manusia purba yang ditemukan pada 2015 silam itu berkelamin perempuan yang berusia sekitar 17 tahun atau 18 tahun. Dia mengatakan fosil itu kemungkinan besar dikubur di gua itu sekitar 7.200 tahun lampau.

Brumm meyakini fosil perempuan itu adalah bagian dari masyarakat Toalea yang diperkirakan menghuni kawasan semenanjung Sulawesi Selatan.

Para peneliti juga menemukan sejumlah artefak seperti peralatan berburu yakni mata panah bergerigi dari batu dan lukisan di dinding gua. Temuan itu membuat para peneliti memprediksi manusia sudah menghuni wilayah itu sejak 47 ribu tahun silam.

Akan tetapi, fosil itu cepat rusak dan jejak DNA-nya juga sulit dilacak karena diduga akibat proses pelapukan di wilayah iklim tropis.

Manusia yang hidup pada masa awal modern diperkirakan menjelajah ke kepulauan di wilayah Wallacea, terutama Sulawesi, Lombok dan Flores, dari wilayah Eurasia menuju benua Australia sekitar 50 ribu tahun silam. Akan tetapi, para ahli sampai saat ini belum bisa menentukan jejak jalur yang digunakan oleh para manusia itu buat menjelajah.

"Mereka kemungkinan menggunakan sebuah perahu atau semacamnya karena tidak ada daratan yang menyambung di antara pulau-pulau itu, bahkan saat puncak di masa akhir Zaman Es yakni ketika permukaan air di dunia lebih rendah 140 meter dari saat ini," kata Brumm.

Brumm mengatakan fosil manusia purba itu sebagian besar masih lengkap dan dengan tengkorak yang utuh. Menurut dia besar kemungkinan fosil itu adalah anggota masyarakat kebudayaan Toalea yang memiliki budaya berburu dan meramu.

"Toalea adalah istilah yang diberikan kepada kebudayaan masa prasejarah yang masyarakatnya berburu dan meramu yang hidup di wilayah dataran lebat dan pegunungan Sulawesi Selatan antara 8000 tahun lalu sampai sekitar abad kelima Masehi. Mereka membuat peralatan dari batu (termasuk mata panah yang dikenal sebagai Mata Panah Maros) yang tidak ditemukan di wilayah lain di Indonesia," ujar Brumm.

Carlhoff menyatakan peneliti berhasil mengambil jejak DNA dari tulang petrous di bawah telinga fosil.

"Ini tantangan berat karena sebagian besar fosil semakin rusak akibat iklim tropis," kata Carlhoff.

Peneliti Temukan DNA Manusia Purba Tak Dikenal di Sulsel


BACA HALAMAN BERIKUTNYA
HALAMAN :