Sejumlah hewan di Indonesia, selain komodo, yang hidup di dataran rendah diperkirakan bakal punah jika terjadi kenaikan permukaan air laut akibat dampak pemanasan global.
Menurut pakar komodo dari satuan kerja Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Evy Ayu Arida, hewan lain yang habitatnya di pesisir juga ikut terancam akibat dampak pemanasan global, terutama hewan-hewan kecil.
"Karena komodo merupakan hewan langka yang hidup di Indonesia maka yang menjadi sorotan adalah komodo. Sebenarnya hewan-hewan lain pun juga akan terdampak, apalagi hewan-hewan yang lebih kecil yang habitatnya sama dengan komodo saya pikir akan lebih terdampak," kata Evy kepada CNNINdonesia.com melalui sambungan telepon, Selasa (7/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Evy menyatakan prediksi populasi komodo akan terancam akibat pemanasan global memang sudah diwacanakan.
"Saya pikir ini bisa terjadi artinya kepunahan dan ancaman perubahan iklim global ini sudah banyak di diwacanakan, entah itu terjadinya bagaimana tetapi prediksinya sudah ada," ujar Evy.
Meski demikian, menurut Evy komodo merupakan hewan yang adaptif, artinya bisa menyesuaikan dengan lingkungannya baik secara habitat maupun mencari mangsa. Maka jika terjadi kenaikan muka air laut masih terdapat kemungkinan komodo akan menyelamatkan diri dengan cara berpindah ke dataran yang lebih tinggi.
"Saya pikir bisa saja terjadi hal itu, fosil biawak Komodo yang ada di Australia ditemukannya di Gunung Isa. Kemudian ada juga fosil di Flores, itu daerah yang letaknya di sekitar center (tengah) Pulau Flores, bukan di pesisir atau mendekati pesisir. Jadi mungkin pada awalnya Komodo ini hidupnya di daerah yang lebih ke pusat pulau," ucap Evy.
Selain itu, meski jarang, Evy mengatakan beberapa ekor komodo pernah ditemukan berada di tempat yang lebih tinggi sampai ketinggian 600 meter di atas permukaan laut.