Evy mengatakan pemanasan global yang mengakibatkan kenaikan muka air laut dikhawatirkan akan mengurangi sampai 30 persen dari populasi komodo saat ini.
Selain karena pemanasan global, faktor lain yang mengancam populasi komodo kegiatan pembukaan lahan oleh manusia. Manusia mengubah habitat Komodo yakni savana menjadi ladang atau tempat tinggal.
"Ada konflik antara komodo dan manusia dan biasanya komodo yang kalah. Penyebab kepunahan saya melihatnya dari sisi manusianya, bukan dari sisi alamnya," kata Evy.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk menanggulangi kepunahan dari komodo, Evy mengimbau agar masyarakat maupun pemerintah yang berwenang menjaga habitat hewan itu. Selain itu pengawasan rutin juga sangat diperlukan.
"Caranya dengan melakukan monitoring populasi secara rutin. Jadi setidaknya jika ada hewan yang cacat atau penurunan populasi dapat segera diketahui dan ditindaklanjuti," kata Evy.
Lembaga Union for Conservation of Nature (IUCN) mengumumkan status spesies hewan yang terancam punah pada kongres konservasi dunia di Prancis pekan ini. Menurut mereka kenaikan permukaan air laut akan berdampak terhadap 30 persen habitat komodo dalam 45 tahun mendatang.
IUCN bahkan memindahkan komodo dari daftar spesies rentan menjadi spesies yang terancam punah di dunia. Perubahan status tersebut pertama kali terjadi dalam lebih dari dua dekade terakhir.
(mrh/ayp)