Menyoal Telur Bisa Berdiri Seimbang saat Hari Tanpa Bayangan

CNN Indonesia
Selasa, 12 Okt 2021 08:10 WIB
Ahli melakukan percobaan terkait mitos mengenai telur yang bisa berdiri tegak saat ekuinoks yang menyebabkan fenomena hari tanpa bayangan.
Ahli melakukan percobaan terkait mitos mengenai telur yang bisa berdiri tegak saat ekuinoks yang menyebabkan fenomena hari tanpa bayangan.(CNN Indonesia/Adi Maulana Ibrahim)
Jakarta, CNN Indonesia --

Sebagian orang percaya bahwa telur bisa berdiri tegak saat terjadi ekuinoks atau ketika Matahari tepat berada di atas wilayah tertentu yang dikenal sebagai hari tanpa bayangan.

Peristiwa ekuinoks juga membuat panjang siang dan malam di wilayah yang dilewati berdurasi sama panjang. Sebab, jika tak di waktu ekuinoks, lama waktu siang dan malam bisa berbeda. Sebagai contoh di Indonesia, waktu siang saat bulan Desember akan lebih panjang ketimbang Mei. Sehingga, waktu Matahari terbenam di Desember bisa mendekati pukul 18:30.

Ketika terjadi ekuinoks yang membuat panjang waktu siang dan malam seimbang, beredar mitos fenomena ini bisa membuat telur berdiri tegak. Sebab, ekuinoks diklaim jadi momen keseimbangan ketika kekuatan tata surya menjadi sama.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mitos ini lantas membuat ritual menegakkan telur saat ekuinoks menjadi populer. Ritual ini tidak hanya terjadi di Indonesia, tapi di berbagai negara dunia.

Keterlibatan telur ketika terjadi fenomena alam sudah jadi bagian dari masyarakat sejak lama. Masyarakat China, tepatnya di Chungking, bekas ibukota sementara China, masyarakatnya menyambut datangnya musim semi dengan mendirikan telur, seperti dikutip AP.

Saking ramainya perayaan itu, Annalee Jacoby, koresponden dari majalah LIFE, pernah menulis khusus perayaan itu pada edisi 19 Maret 1945.

Perayaan itu pun sampai di telinga masyarakat Amerika Serikat dan tak lama kemudian warga Paman Sam itu ikut latah, mendirikan telur ketika musim semi datang pada 20 atau 21 Maret.

Di Indonesia, perayaan ini juga sempat dilakukan warga Pontianak yang merayakan ketika kota itu dilewati Matahari tepat berada di garis khatulistiwa.

Eksperimen peneliti

Namun benarkah fenomena ekuinoks mempengaruhi tarikan gravitasi sehingga telur lebih mudah didirikan? Sejumlah pembuktian ilmiah menjawab itu semua sebagai mitos belaka.

Keraguan itu menyebabkan peneliti menyelidiki kebenaran telur berdiri ketika ada ekuinoks. Frank D. Ghigo yang sejatinya adalah astronom sempat melakukan pembuktian.

Hasil Eksperimen Mendirikan Telur saat Ekuinoks

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER