Eksperimen Ghigo memakai empat sampel berisi selusin telur yang berlansung mulai 27 Februari hingga 3 April 1984, termasuk fenomena ekuinoks yang jatuh pada 20 Maret 1984. Dari eksperimennya, Ghigo menyimpulkan telur bisa didirikan kapan saja, tak peduli ada ekuinoks atau tidak.
"Hasilnya, sejauh yang saya tahu, tidak begitu banyak hubungan antara fenomena astronomi dan telur yang bisa berdiri. Ini sekadar fungsi dari bentuk telur dan permukaannya," kata Ghigo seperti yang dilaporkan oleh Associated Press pada 1987 silam.
Ghigo lalu berpendapat bahwa keberhasilan mendirikan sebuah telur ditentukan dari usaha dan suasana hati seseorang. Selama eksperimen yang ia lakukan, Ghigo meyakini semakin gugup atau tergesa seseorang, sangat sulit untuk mendirikan telur.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya rasa saya jadi lebih jago berkat latihan terus-menerus."
Di sisi lain, Ghigo mengaku tidak ingin merusak kesenangan orang lain. Sehingga, ia tetap mendukung perayaan musiman dengan mendirikan telur yang sudah menjadi ritual.
Selain itu, sekelompok pelajar di Mancelona Middle School, Michigan, AS, pernah melakukan eksperimen serupa dengan telur pada 16 Oktober 1999. Lisa Vincent, seperti dikutip dari Business Insider, memamerkan keberhasilan mereka mendirikan telur tanpa "bantuan" ekuinoks.
Hebatnya lagi, Vincent dan muridnya berhasil mendirikan telur di ujungnya yang lebih lancip dan tetap berdiri hingga lebih dari sebulan lamanya.
Rhorom Priyatikanto, peneliti dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa (LAPAN), sepakat bahwa tak ada korelasi antara fenomena ekuinoks dengan telur yang bisa didirikan dengan mudah. Menurutnya apa yang diyakini masyarakat sekadar mitos belaka.
"Saya kira sih mendirikan telur bisa dilakukan di mana saja dan kapan saja," tukas Rhorom, saat dihubungi CNNIndonesia.comvia pesan teks, Rabu (21/3).
Meski demikian, Rhorom menyebut bahwa hal ini hanya sebatas pemikirannya dan belum dibuktikan secara ilmiah.
"Saya tadi bisa dirikan telur di khatulistiwa saat puncak/kulminasi.Saya belum coba di tempat lain...Tadi ada juga yg gagal mendirikan telur meski sudah di khatulistiwa dan saat kulminasi matahari," tambahnya.
(eks)