Menurut Iwan ini merupakan penemuan yang mencengangkan karena penemuan ini kemudian bisa melahirkan teori baru atau menambah teori persebaran yang baru. Dan tentang bagaimana Denisovan yang ditemukan di Siberia dapat menjelajah sampai ke Sulawesi.
"Selama ini kan kita hanya mengenal out of Africa, teorinya 200 ribu tahun yang lalu orang keluar orang dari Afrika, manusia modern tertua itu dari Afrika lalu kemudian dia di Yamen, lalu kemudian dia pisah. Ada yang ke utara, ke Eropa yang kemudian menjadi nenek moyangnya Neanderthal. Yang kemudian Neanderthal sendiri jadi nenek moyang orang Eropa. Lalu kemudian sebagian lagi turun ke bawah, ke Asia. Lalu kemudian sampai ke Indonesia. Rasnya Austromelanesoid," jelas Iwan.
"Lalu kemudian ada teori yang kedua yang besar juga, teori out of Taiwan 7 ribu tahun yang lalu, katanya kejadian yang di Taiwan, Taiwan utara, mungkin ledakan penduduk, perpindahan dan segala macam. Kemudian mereka turun ke bawah melalui dua jalur. Ada jalur Filipina ke bawah, ada jalur ke china lalu kemudian ke Indonesia."
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ternyata DNA Denisovan yang ada di Besse berada diantara keduanya, yakni di antara Austromelanesoid dan di Austronesia. Iwan mengatakan waktunya pun pas yakni sekitar 7 ribu tahun lalu. Artinya, ada kemungkinan terjadi pencampuran, kelahiran atau kehadiran dari Denisovan ini bersamaan dengan antara Austromelanesoid dengan kedatangan penutur Austronesia.
Pria yang akan segera pensiun itu menyimpulkan bahwa Wallacea, yaitu pulau-pulau antara Kalimantan dan Papua yang menjadi gerbang ke Benua Australia, menjadi penting artinya bagi perkembangan migrasi manusia, percampuran dan sejarah perkembangan kebudayaaan Indonesia, regional Asia Tenggara, Asia bahkan dunia.
"Ini menjelaskan bahwa ada aliran DNA dan aliran DNA tersebut memberikan fakta baru tentang sejarah perkembangan manusia Indonesia, manusia Asia Tenggara, manusia Asia dan dunia. Dan itu penting," kata Iwan.
Leang Panninge yang merupakan gua tempat ditemukannya Besse sendiri menurut Iwan besar kemungkinan adalah rumah bagi manusia purba. Panninge juga dijadikan sebagai rumah untuk pabrikasi peralatan kebudayaan mereka.
![]() |
Iwan juga mengatakan bahwa terdapat hubungan antara Besse dengan orang Toalean Yang merupakan manusia pemburu-pengumpul awal yang hidup di hutan-hutan Sulawesi Selatan. Orang Toalean hidup antara 8.000 hingga 1.500 tahun lalu.
"Kalau dari hubungan antara artefak dengan Bessenya itu jelas bahwa dia Toelean. tapi kita belum tahu juga wujud dari toalean, sebab toalean itu kan hanya, tidak merujuk pada sebuah individu. Dia merujuk pada sebuah kebudayaan," jelas Iwan.
Menurut Iwan Besse ini memang bisa disebut orang Toalean namun ia belum mengetahui apakah para arkeolog sepakat dengan itu, karena ini masih kemungkinan.
Hal yang menjadi penguat teori bahwa Besse merupakan orang Toalean adalah berdasarkan deskripsi dari naturalis asal Swiss, Paul and Fritz Sarasin. Selain itu, adalah koneksi antara lapisan kerangka yang ditemukan dengan peralatan batu yang juga ditemukan di sana.
(mrh/eks)