Jakarta, CNN Indonesia --
Dunia diprediksi bakal kembali mengalami gelombang baru Covid-19, termasuk di Indonesia. Apa yang menyebabkan terjadinya lonjakan kasus baru Covid-19?
Time mencatat kasus Covid-19 di Amerika Serikat saat ini sedang mengalami lonjakan. Namun, kasus kematian akibat Covid-19 sejauh ini landai.
Johns Hopkins University menemukan dalam dua pekan terakhir perhitungan global kasus baru Covid-19 melonjak lebih dari 30 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tren kenaikan yang tajam didorong oleh gelombang Covid-19 di Eropa dan Amerika Serikat yang masing-masing dimulai pada Agustus dan pertengahan September.
Pada 23 Oktober, jumlah kasus harian di AS mencapai rekor tertinggi baru, menunjukkan bahwa gelombang ini akan lebih buruk daripada yang melanda negara itu sebelumnya.
Jumlah kematian harian di AS tak ikut naik, dan tetap pada tingkat yang lebih rendah dibanding di April 2021.
Secara nominal, tingkat kasus hingga kematian yang lebih rendah menunjukkan bahwa lebih sedikit orang yang positif Covid-19. Tetapi virus itu belum tentu menjadi tidak mematikan; itu tidak bermutasi cukup cepat untuk itu.
Lisa Maragakis, spesialis penyakit menular di Johns Hopkins Medicine, menjelaskan apa yang kita ketahui sekarang tentang Covid-19 dan mengapa kasus bisa melonjak.
Apa penyebab lonjakan kasus Covid-19?
Selama pandemi, ada banyak faktor berdampak pada peningkatan kasus baru atau penurunan Covid-19 di setiap lokasi.
Salah satu faktor adalah efektivitas vaksin dari waktu ke waktu, prilaku manusia, kebijakan pencegahan infeksi, perubahan pada virus Corona itu sendiri, jumlah orang yang rentan karena belum memiliki kekebalan, baik secara alami melalui infeksi maupun melalui vaksinasi.
Contohnya lonjakan besar kasus Covid-19 di Amerika Serikat yang terjadi selama berbulan-bulan selama musim dingin 2020-2021.
Hal tersebut terjadi ketika orang-orang bepergian dan berkumpul untuk liburan musim dingin, sebelum akhirnya kedatangan vaksin resmi dari FDA (Food and Drugs Administration) datang di Desember 2020 membantu menurunkan tingkat paparan baru di banyak wilayah sampai musim semi 2021.
Lonjakan dimulai pada Juli 2021 ketika varian delta menular dan mulai beredar secara luas dan dominan ke hampir seluruh dunia.
Melemahnya kekebalan dan relaksasi kebijakan publik lewat langkah-langkah pencegahan infeksi juga berperan pada lonjakan kasus tersebut.
Masyarakat harus mengikuti tindakan pencegahan terjangkit Covid-19 seperti mendapatkan vaksinasi, menjaga jarak, mencuci tangan dan memakai masker untuk membantu menjaga penularan virus Corona.
Hopkins Medicine mencatat kasus positif Covid-19 cenderung meningkat di daerah-daerah dengan catatan seperti berikut:
- Jumlah orang yang divaksin sedikit
- Jumlah orang yang memakai masker sedikit
- Banyak orang berkumpul, tanpa menjaga jarak
- Banyak rumah yang ditinggali muti-generasi, dan aktifnya lokasi bisnis.
Apa yang harus kita lakukan? Simak di halaman berikutnya..
Apakah varian Delta jadi biang kerok kenaikan kasus?
Jawabannya, ya. Sejak awal pandemi Covid-19 yang disebabkan oleh virus corona SARS-CoV-2 telah bermutasi atau berubah dan menghasilkan varian virus baru. Salah satunya disebut varian delta.
Corona varian delta dianggap sebagai salah satu varian yang paling cepat menular sejauh ini. Meskipun vaksin memberikan perlindungan yang sangat tinggi, terobosan infeksi virus corona melalui varian delta dan varian lainnya tetap dimungkinkan.
Untungnya, vaksinasi, bahkan di antara mereka yang terinfeksi, sangat efektif untuk mencegah orang terinfeksi dengan gejala yang berat, rawat inap, bahkan meninggal akibat Covid-19.
Melacak lonjakan kasus Covid-19
Ada penundaan antara perubahan kebijakan seperti mewajibkan vaksin atau melonggarkan langkah-langkah keamanan yang memunculkan efek pada data terbaru Covid-19.
Begitu juga dalam kasus varian baru virus Corona yang mungkin membutuhkan waktu bermutasi dan menyebar.
Contohnya varian yang sangat menular seperti delta yang dapat menyebabkan akselerasi lebih cepat dalam kasus baru.
Peningkatan jumlah kasus Covid-19 atau rawat inap biasanya tidak terlihat sampai berpekan-pekan setelah terjadinya perubahan kebijakan atau perilaku.
Ketika seseorang terpapar virus Corona, dibutuhkan waktu hingga dua pekan sebelum dia jatuh sakit, kemudian dilakukan pengetesan dan kasusnya masuk dalam data.
Bahkan, butuh waktu lebih lama lagi untuk orang lain menjadi sakit setelah terpapar dan seterusnya.
Beberapa siklus infeksi harus terjadi sebelum peningkatan nyata dalam data yang digunakan pejabat kesehatan masyarakat untuk melacak pandemi.
Apakah akan ada lonjakan Covid-19 lagi?
Januari 2021, setelah FDA mengizinkan vaksin Covid-19 untuk penggunaan darurat sebulan sebelumnya, orang-orang di Amerika Serikat mulai divaksinasi. Pada Maret, jumlah harian infeksi baru telah menurun tajam.
Sedangkan April hingga Juni angka-angka itu mengalami penurunan lebih jauh. Tetapi pada Juli, kedatangan dan penyebaran varian delta coronavirus memicu lonjakan lain dalam kasus Covid-19.
Pada Oktober 2021, tingkat infeksi terlihat mulai menurun, mungkin sebagian karena lebih banyak orang yang divaksinasi. Naik turunnya tingkat infeksi bisa terjadi di masa depan sampai pandemi dinyatakan surut.
Para pejuang medis menyadari bahwa lebih banyak lonjakan Covid-19 mungkin terjadi. Mereka bekerja dengan produsen untuk menyediakan peralatan, dan melanjutkan kebijakan untuk melindungi pasien dan anggota staf.
Apa yang harus dilakukan?
Banyak hal yang mungkin disarankan untuk masyarakat sama-sama mencegah kembalinya gelombang Covid-19. Secara sederhana, cobalah untuk:
- Vaksin
- Tetap jaga protokol kesehatan
- Cek data penularan Covid-19 di wilayah Anda tinggal
- Pastikan stok makanan dan obat untuk dua pekan ada di rumah
- Pantau informasi mengenai Covid-19
Indonesia termasuk salah satu negara yang diramalkan akan menghadapi gelombang ketiga. Ramalan tersebut seiring pelonggaran yang terjadi, dan akan datangnya masa libur akhir tahun.