Mutasi virus SARS-CoV-2 varian Deltacorn belakangan menyeruak ke publik. Para peneliti menyebut temuan Deltacron itu merupakan kesalahan lab dan bukan varian baru yang mengkhawatirkan global.
Kepala Genomics Initiative Covid-19 di Institut Wellcome Sanger Inggris, Jeffrey Barrett mengatakan dugaan mutasi terletak pada bagian genom yang rentan terhadap kesalahan dalam prosedur pengurutan genom.
"Ini pasti bukan rekombinan biologis dari garis keturunan Delta dan Omicron," kata Barret dikutip AFP, Senin (10/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya profesor ilmu biologi di Universitas Cyprus, Leondios Kostrikis mengungkap tanda genetik seperti Omicron dalam genom Delta. Atas temuan itu ia memberi nama Deltacron.
Kostrik dan timnya pada pekan lalu telah menemukan 25 kasus mutasi. Kemudian temuan tersebut dilaporkan serta dikirim sampelnya ke Gisaid pada 7 Januari, untuk melacak mutasi virus.
Penggabungan dua varian virus corona secara genetik terbilang jarang terjadi. Para ilmuwan menganalisis bahwa temuan Deltacorn itu tidak mungkin terjadi.
"Urutan sekuens 'Deltacron' Cyprus yang dilaporkan oleh beberapa media besar terlihat jelas merupakan kontaminasi laboratorium," kata Tom Peacock, seorang ahli virologi dengan departemen penyakit menular di Imperial College London.
Para ilmuwan berkeinginan untuk memerangi banjir disinformasi terkait Covid-19, yang sebagian besar beredar secara online. Pada pekan lalu, laporan yang belum diverifikasi tenan viru flurona beredar. Mutasi itu disebut sebagai gabungan flu dan virus Corona.
"Jangan gunakan kata-kata seperti Deltacron, flurona atau flurone. Tolong, kata-kata ini menyiratkan kombinasi virus," ucap Maria van Kerkhove, ahli epidemiologi penyakit menular di WHO.
Pakar Covid-19 dari WHO Krutika Kuppali, mengatakan di Twitter bahwa dalam kasus ini, kemungkinan ada "kontaminasi laboratorium dari fragmen Omicron dalam spesimen Delta."
Berbeda dengan varian baru Covid-19 seperti Omicron yang sangat berdampak kesehatan, kasus infeksi akibat virus corona itu bukanlah hal baru.
Sejak awal pandemi, virus corona telah memunculkan lusinan varian, empat di antaranya telah menjadi perhatian WHO, yaitu Alpha, Beta, Delta, dan Omicron.
(can/mik)