Ilmuwan senior dari Program Hepatitis Global Organisasi Kesehatan Dunia Philippa Easterbrook mengakui potensi kerjasama antara Adenovirus atau Sars-CoV-2 itu. Namun, ia menyebut itu belum didukung dengan data.
"Itulah mengapa sangat penting bahwa tes Sars-CoV-2 di antara tes lain dilakukan secara sistematis, baik untuk infeksi masa lalu dan saat ini dan semua anak, sehingga kami dapat membuat perbandingan di seluruh kasus yang dilaporkan di berbagai negara," kata Easterbrook.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita tahu bahwa Covid pada orang dewasa dapat dikaitkan dengan hepatitis, tetapi lebih sedikit yang diketahui tentang apa yang terjadi pada anak-anak," lanjutnya.
Infeksi Sars-CoV-2 telah diidentifikasi pada 18 persen dari kasus yang dilaporkan di Inggris. Saat ini, tes dilakukan untuk mengatahui apakah anak-anak tersebut terinfeksi sebelum atau sesudah kasus hepatitis ini.
Adenovirus diketahui masih dianggap sebagai penyebab utama kasus itu karena ditemukan pada sekitar 70 persen anak-anak penderitanya di Inggris.
Jenis adenovirus tertentu, yang disebut F41 yang diketahui menyebabkan diare, muntah dan demam, ditemukan pada pasien, tetapi sebelumnya tidak dikaitkan dengan hepatitis pada orang muda yang sehat.
Sementara itu, sekelompok peneliti di Case Western Reserve University di Amerika Serikat yang mempelajari database nasional catatan kesehatan elektronik menemukan bukti peningkatan risiko kerusakan hati pada anak-anak yang tertular Covid-19.
Studi ini diterbitkan tanpa peer review di Medrxiv.org pada Sabtu (13/5).
"Hasil [studi] ini menunjukkan hepatitia akut dan jangka panjang [sebagai efek pasca-] Covid-19 pada pasien anak, meningkatkan kekhawatiran untuk hasil klinis jangka panjang setelah cedera hati terkait Covid-19," tulis para peneliti, sambil menambahkan bahwa penyelidikan lebih lanjut diperlukan untuk melihat kaitan dengan hepatitis misterius.
(tim/arh)