Facebook Garap Fitur E2EE demi Keamanan Pengguna, Apa itu?

CNN Indonesia
Jumat, 12 Agu 2022 11:40 WIB
Facebook berencana mengaktifkan fitur enkripsi ujung ke ujung (E2EE) di fitur Messenger milik mereka.
Facebook berencana mengaktifkan fitur end to end endcryption secara default mulai tahun depan. Foto: REUTERS/DADO RUVIC
Jakarta, CNN Indonesia --

Facebook membagikan pembaruan tentang mengaktifkan enkripsi ujung ke ujung (E2EE) secara default di platform obrolan, kepada para penggunanya di minggu ini.

Pihaknya saat ini menawarkan opsi kepada para pengguna Messenger, untuk mengaktifkan E2EE pada basis per-chat, menurut laporan The Verge.

Tetapi hal seperti itu umumnya hanya disadari oleh minoritas kecil orang yang sadar akan keamanan dan privasi percakapan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menjadikan enkripsi ujung-ke-ujung sebagai default, dianggap menjadi langkah besar karena menambahkan lapisan keamanan substansial ke platform obrolan yang kini digunakan oleh lebih dari satu miliar orang di seluruh dunia.

Hal ini juga kemungkinan akan memicu argumen dengan pemerintah, yang mengatakan fitur enkripsi dianggap menghalangi kemampuan mereka untuk memerangi kejahatan.

Enkripsi end to end merupakan fitur yang mengunci isi pesan. Sehingga, pesan yang dikirim lewat Messenger hanya bisa dilihat oleh pengirim dan penerima pesan saja.

Bagi pihak ketiga seperti penegak hukum, peretas bahkan Facebook sendiri tak bisa mengintip isi pesan yang dienkripsi.

Dikutip CNN, dalam beberapa tahun terakhir induk perusahaan Facebook, Meta perlahan-lahan menambahkan lebih banyak lapisan enkripsi ke berbagai platform obrolannya.

Sebagai contoh obrolan di WhatsApp dienkripsi secata default menggunakan protokol yang sama, seperti yang ditawarkan oleh Signal messenger dan Telegram.

Sebelumnya Facebook telah menerima hujan krikritik karena tidak menjadikan fitur enkripsi di Messenger, terutama setelah persidangan Roe v. Wade di Amerika Serikat, di mana jejak digital seperti obrolan aplikasi akan digunakan sebagai bukti dalam menuntut aborsi yang baru dikriminalisasi.

Hal ini disorot dalam kasus minggu ini, di mana Facebook mematuhi surat perintah penggeledahan polisi untuk menyerahkan riwayat obrolan Messenger dari seorang remaja Nebraskan dan ibunya, atas tuduhan undang-undang aborsi yang sudah ada sebelumnya di negara bagian itu.

Facebook sebelumnya mengatakan, pihaknya lambat mengadopsi fitur enkripsi di platrofmnya, karena sulit mengintegrasikan teknologi tersebut ke dalam aplikasi yang digunakan oleh miliaran orang.

Selain pengujian baru E2EE default, perusahaan juga mengumumkan fitur bernama "penyimpanan aman" yang akan mengenkripsi cadangan cloud dari riwayat obrolan pengguna di Messenger.

"[Kami] sedang menguji penyimpanan aman untuk mencadangkan pesan-pesan itu jika Anda kehilangan ponsel atau ingin memulihkan riwayat pesan Anda di perangkat baru yang didukung," kata perusahaan tersebut.

"Seperti halnya obrolan terenkripsi ujung ke ujung, penyimpanan aman berarti kami tidak akan memiliki akses ke pesan Anda, kecuali jika Anda memilih untuk melaporkannya kepada kami," sambungnya.

Fitur baru lainnya yang sedang diuji di Messenger termasuk menyinkronkan pesan yang dihapus di seluruh perangkat, menguji kemampuan untuk membatalkan pengiriman pesan, dan menambahkan enkripsi.

[Gambas:Video CNN]

(can/lth)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER