Eks Karyawan Twitter Ancam Seret Elon Musk ke Pengadilan
Elon Musk berada dalam ancaman tuntutan oleh sejumlah karyawan Twitter. Tuntutan itu disampaikan salah satu pengacara para karyawan, Alex Cohen lewat surat yang dipublikasikan lewat akun Twitternya.
Dalam surat dari Cohen, ada ancaman bahwa Musk akan diseret ke pengadilan jika tidak melunasi uang pensiun ribuan karyawan yang dia PHK.
"Jika Anda tidak secara tegas merespon per Rabu (7/11) bahwa Anda akan memenuhi tuntutan klien kami dengan uang pensiun yang dijanjikan Twitter sebelumnya, kami akan membawa urusan ini ke pengadilan atas kepentingan mereka dengan masing-masing karyawan membawa tuntutan sendiri seperti yang dibutuhkan oleh kesepakatan yang Anda buat," demikian bunyi surat tersebut.
Cohen merupakan salah satu pengacara dari firma hukum Kamerman, Uncyk, Soniker, & Klein. Dalam suratnya, ia mengaku menangani banyak klien yang merupakan eks karyawan Twitter.
Cohen mengatakan, Musk telah mencoba keluar dari kewajibannya untuk membayar uang pensiun sesuai dengan yang disepakati. "Anda telah berusaha untuk keluar dari kewajiban mengikat Twitter kepada karyawannya, termasuk membayar uang pensiun yang telah disetujui dengan ribuan orang yang telah Anda PHK," kata Cohen.
Sebelumnya, beredar laporan dari New York Times yang menyebut Musk mencoba keluar dari kewajibannya membayar uang pensiun sejumlah karyawan yang dia PHK. Laporan itu menyebut, Musk sengaja mem-PHK karyawan sebelum tanggal 1 November.
Pasalnya, di tanggal tersebut, karyawan Twitter yang di-PHK dijadwalkan menerima beberapa hibah saham sebagai bagian dari pembayaran uang pensiun. Kabar ini sendiri telah dibantah oleh Musk. "Ini salah," cuitnya singkat lewat akun Twitter.
Dalam suratnya, Cohen bahkan memastikan Elon akan kalah di pengadilan. Pasalnya, ada undang-undang yang mewajibkan Musk membayar uang pensiun.
So here's the thing. You can only violate people's legal rights and your own word so far before they lawyer up and come after you.
— Akiva Cohen (@AkivaMCohen) December 2, 2022
I really do hope Musk changes his mind and does the right thing - the employees deserve that. But it'll be fun as hell if he doesn't. pic.twitter.com/VA04hFDVBX
"Seperti yang Anda ketahui di pasal 6,9 (a) dari Persetujuan dan Rencana Merger antara X Holdings I dan II beserta Twitter (Persetujuan Penggabungan), Anda dan Twitter masing-masing setuju untuk menyediakan uang pensiun dan keuntungan yang "kurang dari yang dianggap layak untuk mereka" segera sebelum penggabungan jika kontrak mereka diputus dalam satu tahun sejak tanggal penggabungan," tulis Cohen.
Menurut Cohen, Twitter telah mengkomunikasikan janji itu kepada setiap karyawan mereka lewat email dan dalam Pertanyaan Rutin yang Ditanyakan (FAQ) soal Akuisisi.
Selain itu, Cohen juga menyebut janji itu juga secara detail ada dalam tulisan dari Twitter tentang apa saja yang diharapkan karyawan dalam pensiun mereka, jika mereka tetap bekerja melewati penggabungan namun kemudian di-PHK.
Beberapa hal yang dijanjikan antara lain minimal dua bulan gaji, pembayaran bonus, dan jaminan kesehatan. "Namun, uang pensiun dan keuntungan yang Anda tawarkan dalam setiap kesempatan malah jauh, jauh dari janji yang diberikan seperti hanya satu bulan gaji, tidak ada bonus, tidak ada pemberian saham yang dipercepat serta jaminan kesehatan," tulis Cohen.
Pada bagian akhir suratnya, Cohen mengatakan bahwa Musk bisa saja menghindari pengadilan. Asalkan, miliarder asal Afrika Selatan itu menuntaskan kewajibannya.
"Lihat, Anda punya waktu untuk menghindari semua ini. Anda bisa memilih tetap mewujudkan omongan Anda beserta Twitter dengan membayar eks karyawan sesuai dengan yang Anda janjikan," kata Cohen.
"Untuk apapun yang berharga bagi Anda, Anda harus tahu jika Anda menuntaskan kewajiban, itu adalah untuk keuntungan para eks karyawan dan bukan kami para jaksa. Kami telah sepakat untuk tidak mengambil keuntungan jika hal ini berhasil," ujarnya.
(lth/lth)