Beberapa fenomena psikologi anak bisa dikaitkan dengan trending video yang memuat dialog soal 'cipung haji oka' dan 'lotek'. Cek penjelasannya di sini.
Baru-baru ini beredar video percakapan seorang anak perempuan dengan seorang pemuda penjaga warung.
Dalam video berdurasi 1 menit 30 detik tersebut, sang anak perempuan menyebut dirinya ingin "cipung haji oka" dan "lotek" yang sebetulnya adalah tepung tapioka dan softex yang adalah merek pembalut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut pantauan CNNIndonesia.com pada Rabu (11/1) pukul 13.00, frasa CIPUNG HAJI OKA masih menjadi trending topic di Twitter dengan 12 ribu cuitan.
"Lotek = S*ft*x. Cipung haji oka = Tepung tapioka. Mpok Elly = Fair and Lovely. Wakwek kopi = Luwak White Coffee. BCA Plus = Kopi ABC," akun Twitter @yayiwai menjelaskan maksud ucapan bocil di video tersebut, Selasa (10/1).
"Adaa lagi yg bocilnya mau beli podol sama idin ternyata maksutnya mau beli panadol sm konidin," imbuh akun @88peachtea soal kata-kata unik bocah tersebut lainnya, Senin (9/1).
Meski hal itu menggemaskan, para pakar perkembangan anak melihat potensi fenomena lain di balik itu.
Dilansir Understood, bayi dan balita belajar tentang kata baru dengan mendengarkannya dari orang lain. Setiap anak memiliki perkembangan yang berbeda, termasuk dalam pembelajaran bahasa.
Beberapa anak cukup cepat mempelajari kata-kata baru, sementara anak lainnya butuh lebih banyak waktu. Berikut beberapa alasan seorang anak sulit mempelajari kata baru:
Penting bagi anak-anak untuk dikelilingi oleh berbagai kata saat mereka berkembang. Semakin banyak kata yang diekspos ke anak-anak, semakin kuat keterampilan kosa kata mereka. Ini termasuk terpapar kata-kata lisan dan tulisan.
Berbicara dengan anak adalah salah satu cara untuk membangun kosa kata. Saat melakukan percakapan, cobalah untuk memasukkan kata baru.
Selain itu, membaca bersama setiap hari juga membantu anak membangun kosa kata. Saat membaca dengan suara keras, berhentilah pada kata-kata baru dan definisikan kata tersebut.
Anda dapat meminta anak berlatih memikirkan arti kata-kata baru. Ini membantu anak menggunakan konteks sebagai petunjuk untuk mencari tahu apa arti kata-kata baru.
Beberapa anak kesulitan untuk mempelajari kosa kata baru karena mereka memiliki kendala dengan bahasa secara umum. Mereka mungkin kesulitan mengungkapkan pikiran dan ide mereka menggunakan kata-kata lisan atau tertulis.
Hal ini disebut bahasa ekspresif. Anak-anak yang kesulitan dengan bahasa ekspresif cenderung berbicara dengan samar dan sering menggunakan kata-kata seperti itu dan ini.
Beberapa anak memiliki masalah dengan bahasa reseptif. Sulit bagi mereka untuk memahami apa yang mereka dengar atau baca. Dan beberapa anak bahkan terkendala dengan bahasa reseptif dan ekspresif.
Permasalahan dengan bahasa cenderung dapat diketahui sejak dini, seringkali saat anak-anak berada di prasekolah.
Risiko disleksia di halaman berikutnya...