Puluhan ribu satelit milik berbagai perusahaan dan negara telah dikirim ke orbit Bumi. Pertanyaannya, berapa jumlah maksimal satelit yang mampu ditampung?
Profesor Astronautika University of Southampton, Hugh Lewis menuturkan pertanyaan itu tidak bisa dijawab secara langsung. Pasalnya, beberapa tinggi orbit lebih rentan daripada yang lainnya.
Contohnya adalah orbit satelit Starlink milik SpaceX yang berada di ketinggian 550 km di atas Bumi. Sejumlah obyek yang berada di ketinggian itu biasanya tidak terlalu lama berserakan setelah tidak beroperasi lagi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat Juga :![]() 101 SCIENCE Kenapa Udara Tidak Kelihatan? |
Satelit-satelit itu pun secara alami akan terurai dalam beberapa tahun berkat tarikan atmosfer. Namun kemampuan orbit bebersih secara alami itu terus menurun sesuai dengan ketinggiannya.
"Lingkungan luar angkasa mirip seperti sistem dengan mekanisme keluar-masuk. Kita meluncurkan sebuah obyek ke sana, dan alirannya keluar karena tarikan atmosfer. Itu adalah mekanisme satu-satunya untuk secara alami membersihkan lingkungan tersebut," kata Lewis seperti dilansir Space.
Tetap, di ketinggian di atas 1000 km, atmosfer tidak melakukan apa-apa karena di sana terlalu jarang. Tidak ada 'westafel' yang mengakibatkan angkanya hanya bisa naik," ujarnya lagi
Sementara itu, astrofisikawan dari Harvard -Smithsonian Center for Astrophysics menuturkan, jumlah peluncuran satelit terus meningkat. Hal itu dikatakannya dalam laporan bulanan digital, Jonathan's Space Report.
Proyek itu sendiri dimulainya dengan ambisi "menyediakan catatan sejarah yang luar biasa tentang antariksa. Namun seiring waktu telah menjadi kronik soal perusakan lingkungan di dekat Bumi.
McDowell sendiri telah sangat aktif menyuarakan keresahannya tentang kemungkinan luar angkasa di dekat Bumi menjadi sangat padat. "Ia akan menjadi mirip jalan tol antar-kota di jam sibuk dalam badai salju dengan semua orang mengemudi terlalu cepat," kata dia.
Tanda pertama telah terjadi kepadatan di orbit Bumi adalah jumlah manuver untuk menghindari tabrakan yang dibuat oleh masing-masing satelit.
Contohnya adalah Starlink yang dalam laporannya kepada U.S Federal Communications Commision (FCC) Desember lalu melaporkan, sistem penghindar tabrakan mereka bermanuver 26.037 kali pada dua periode antara 1 Desember 2020 dan 30 November 2022.
Itu artinya, setiap satelit Starlink dari hampir 4000an yang telah diluncurkan bermanuver rata-rata 12 kali di dalam rentang waktu tersebut.
Konstelasi satelit Starlink saat ini baru 10 persen dari total rencana perusahaan. SpaceX dilaporkan berencana memiliki 42 ribu satelit dalam 10 tahun ke depan.
Selain Starlink, ada pula satelit milik OneWeb yang berjumlah 4000 buah, satelit Kuiper dari Amazon (3200), dan satelit Guowang milik China (13 ribu).
"Jumlah manuver yang dibuat meningkat secara non-linier. Pada 2027 atau 2028, konstelasi Starlink mungkin akan membuat jutaan manuver sepanjang masa aktifnya," kata Lewis.
Lihat Juga : |
Satelit bukan satu-satunya benda yang telah memadati orbit Bumi. Ada juga puing-puing benda luar angkasa berjumlah 36.500 buah yang memadati luar angkasa dekat-Bumi.
Masing-masing puing itu berukuran sekitar 10cm. Ada pula jutaan objek yang besarnya beragam mulai dari 1-10 cm dan 130 juta fragmen yang lebih kecil dari 1 cm.
"Ada bukti bagus bahwa jumlah tabrakan minor telah naik secara signifikan," kata McDowell. Kita sedang melihat puing-puing dari obyek yang seharusnya tidak membuat hal itu. Satelit-satelit itu mungkin ditabrak oleh sesuatu yang kecil, bahkan ketika mereka masih bisa beroperasi," kata McDowell.
"Lima atau 10 tahun dari sekarang, kita mungkin akan memiliki sekitar 20 hingga 100 ribu satelit dan saya sangat skeptis bahwa di atas 100 ribu, mereka bisa beroperasi dengan aman," ujarnya mengakhiri.
(lth)