Pakar Temukan Air saat Intip Bintang Muda Berjarak 1.300 Tahun Cahaya

CNN Indonesia
Kamis, 09 Mar 2023 16:04 WIB
Para pakar menemukan molekul air di bintang muda V883 Orionis yang berjarak 1.300 tahun cahaya dari Bumi.
Para pakar menemukan adanya air pada bintang V883 Orionis yang berjarak 1300 tahun cahaya dari Bumi. (www.nature.com)
Jakarta, CNN Indonesia --

Sejumlah pakar dari National Radio Astronomy Observatory menemukan molekul air di dekat bintang muda V883 Orionis.

Dikutip dari CNN, para pakar menemukan bintang tersebut dengan memanfaatkan teleskop Atacama Large Millimeter/submillimeter Array(ALMA) yang berada di Chile. Bintang itu berjarak sekitar 1.300 tahun cahaya dari Bumi.

Bintang V883 Orionis terlihat memiliki piringan pembentuk planet yang terbuat dari gas dan debu sisa kelahirannya. Pada akhirnya, material di piringan tersebut membentuk komet, asteroid dan planet selama jutaan tahun.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dengan menggunakan ALMA, para pakar berusaha mengukur sinyal kimiawi dari piringan pembentuk planet tersebut. Hasilnya, mereka mendeteksi keberadaan uap air atau air bergas.

Hasil deteksi itu membuat para astronom dapat melacak perjalanan air dari awan gas yang membentuk bintang dan pada akhirnya memunculkan planet.

"Kami sekarang dapat melacak asal-usul air di Tata Surya ke sebelum formasi Matahari," kata pemimpin studi ini, John J. Tobin, astronom National Radio Astronomy Observatory.

Para pakar telah mempublikasikan hasil studinya di jurnal Nature dengan judul Deuterium-enriched water ties planet-forming disks to comets and protostars.

Di dalam artikelnya, para pakar menduga komet yang berasal dari piringan pembentuk planet Matahari bisa membawa air ke Bumi. Artinya, air yang ada di Bumi bisa saja lebih tua daripada Matahari yang berumur 4,6 miliar tahun.

Biasanya, molekul air terbentuk dari satu atom oksigen yang digabungkan dengan dua atom hidrogen.

Para pakar lalu mempelajari sebuah variasi yang disebut air berat (heavy water) yang terdeteksi di piringan V883 Orionis. Di sana, satu atom hidrogen digantikan oleh isotop berat yang disebut deuterium.

Air yang digunakan di Bumi dan air berat sama-sama terbentuk dalam skenario berbeda. Rasio kedua benda itu dapat digunakan oleh para pakar untuk melacak kapan dan di mana molekul air terbentuk.

Para astronom percaya komet mungkin berperan membawa air ke Bumi pada awal kelahirannya lewat tumbukan. Pasalnya, beberapa komet punya rasio yang mirip dengan air yang ada di Bumi.

Para pakar pun menganggap V883 Orionis adalah sebuah tautan yang hilang (missing link) antara bintang yang lahir dari awan gas dan debu yang memiliki molekul air, dengan komet yang juga berasal dari awan yang sama, yang berputar di sekitar bintang yang baru lahir.

"V883 Orionis adalah missing link dalam kasus ini. Komposisi air di piringannya mirip dengan yang ada di komet pada Tata Surya kita," kata Tobin.

"Ini adalah konfirmasi terhadap ide bahwa air di sistem planet terbentuk miliaran tahun lalu, sebelum Matahari di luar angkasa. Air itu kemudian diwarisi oleh komet dan bumi dan relatif tidak berubah," katanya lagi.

Bukan hal mudah

Mendeteksi adanya air di piringan pembentuk planet bukan hal mudah. Pasalnya, piringan itu biasanya beku "Sehingga air biasanya tersembunyi dari pandangan kita," kata salah satu penulis studi ini, Margon Leemker, mahasiswa doktoral di Leiden Observatory.

Anehnya, piringan pada V883 Orionis justru hangat dikarenakan energi yang dilepaskan oleh bintangnya. Energi itu mengubah es menadi gas dan membuat para pakar bisa mendeteksinya.

Air dalam bentuk gas lebih mudah dideteksi karena molekulnya menghasilkan radiasi ketika ia bergerak. Para ahli pun mendeteksi paling tidak ada 1200 kali jumlah air di lautan Bumi, pada piringan V883 Orionis.

Para pakar pada penelitian selanjutnya ingin memakai Extremely Large Telescope (ELT) dan instrumen generasi pertamanya yakni Mid-infrared ELT Imager beserta Spektograf atau METIS. Saat ini, ELT masih dalam tahap konstruksi di Chile dan diperkirakan siap digunakan pada 2028.

[Gambas:Video CNN]

(lth)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER