Penelitian terbaru memanfaatkan data pesawat Magellan mengungkap hipotesis terbaru soal planet Venus. Para pakar menduga, planet tersebut memiliki lapisan litosfer yang lembek (squishy) yang membuatnya tampak 'awet muda'.
Litosfer merupakan lapisan batuan yang membentuk kulit alias lapisan terluas sebuah planet. Litosfer Bumi memiliki penampakan yang terfragmentasi dan dinamis, yang terbagi ke dalam beberapa lempeng tektonik dan kemudian membentuk permukaan Bumi.
Pada planet Venus, litosfernya mulus yang membuat mekanisme pendinginan dan pelapisan planet tersebut misterius.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Melansir ScienceAlert, pakar menduga Venus punya litosfer yang lembek dan secara reguler muncul kembali ke permukaan. Hipotesis tersebut dibuat berdasarkan data yang dikumpulkan wahana Magellan.
Para pakar telah mempublikasikan hasil penelitiannya di jurnal Nature dengan judul Earth-like lithospheric thickness and heat flow on Venus consistent with active rifting.
"Di sini, kami mengestimasi ketebalan litosfer elastis di 75 lokasi di Venus menggunakan kelenturan topografis di 65 korona, yang dihasilkan dari data altimetri Magellan," tulisnya.
"Kami menemukan, rata-rata ketebalan korona ada di 7-11 km. Tingkat ketebalan itu membuat aliran rata-rata panas ada di angka 101±88mWm-2 lebih tinggi daripada rata-rata di Bumi, tetapi mirip dengan nilai terestrial di daerah yang secara aktif meluas," tulisnya.
Data-data itu sendiri telah dikumpulkan sejak beberapa dekade lalu menggunakan teknologi radar. Teknologi itu digunakan lantaran Venus memiliki atmosfer yang sangat tebal dan kerap diguyur hujan asam.
Dua hal tersebut membuat temperatur di Venus tetap terjaga di angka 475 derajat celsius. Alhasil, wahana penjelajah tak akan berumur panjang jika diturunkan di sana.
Studi ini dipimpin oleh pakar geofisika NASA Jet Propulsion Laboratory, Suzanne Smrekar. Ia dan tim menggunakan data Magellan untuk mempelajari permukaan vulkanik yang disebut korona dan parit serta pegunungan di sekitarnya.
Mereka menemukan bahwa, di mana punggungan lebih dekat satu sama lain, litosfernya mungkin cukup tipis dan fleksibel, rata-rata sekitar 11 kilometer (7 mil).
Lihat Juga :101 SCIENCE Kenapa Pluto Bukan Planet? |
Hasil permodelan menunjukkan, panas yang mengalir melalui permukaan tampak lebih tinggi di titik-titik tersebut daripada rata-rata aliran panas di Bumi.
"Sejak lama, kami telah terpaku kepada pemikiran bahwa litosfer Venus itu stagnan dan tebal. Tetapi pandangan kami sekarang berubah," kata Smrekar.
"Venus memang tidak memiliki tektonik yang mirip Bumi, wilayah litosfer yang tipis ini tampak membuat panas dalam jumlah besar keluar, mirip dengan area di mana lempeng tektonik baru terbentuk di dasar laut Bumi," ujarnya lagi.
Korona pada Venus tampak sedikit mirip kawah tumbukan dan terdiri dari cincin yang diangkat di sekitar titik pusat yang cekung dengan rekahan konsentris yang memancar ke luar. Ukurannya pun bisa sangat luas yakni ratusan kilometer.
Lihat Juga :101 SCIENCE Kenapa Manusia Bernapas? |
Semula, para pakar menduga korona tersebut adalah kawah. Analisis lebih mendalam mengungkapkan korona itu sebetulnya bersifat vulkanik yang merupakan gumpalan material cair panas yang keluar dari bagian dalam Venus.
Gumpalan itu lalu mendorong permukaannya ke atas menjadi kubah yang kemudian runtuh ke dalam ketika gumpalan itu mendingin, bocor dari sisi-sisinya dan membentuk cincin.
Sebenarnya, kawah tumbukan relatif sedikit dan jarang ditemukan di Venus, setidaknya jika dibandingkan dengan planet-planet seperti Mars dan Merkurius.
Perbedaan ini telah lama menjadi teka-teki. Semakin banyak kawah tumbukan di sebuah planet, semakin tua usia permukaannya. Jika sebuah planet hanya memiliki sedikit kawah tumbukan, berarti ada sesuatu yang telah menghapusnya.
Lihat Juga : |
Permukaan Venus terdiri dari 80 persen batuan vulkanik, yang mengisyaratkan adanya mekanisme yang membuat bagian dalamnya berada di bagian luar masa lalu planet tersebut.
Semakin banyak petunjuk yang menunjukkan bahwa vulkanisme semacam itu tidak hanya terjadi baru-baru ini, tapi terus berlangsung dan membuat permukaan Venus tetap muda.
(lth)