Rekor Temuan Ikan di Lautan Terdalam Pecah, Cek Caranya Bertahan Hidup

CNN Indonesia
Selasa, 04 Apr 2023 14:17 WIB
Pakar temukan ikan di laut dengan kedalaman 8.336 meter. (Arsip university of western australia)
Jakarta, CNN Indonesia --

Menjelajah di kedalaman 8.336 meter tepat di atas dasar laut, snailfish atau ikan yang bergerak lamban bak siput memecahkan rekor ikan terdalam yang pernah terekam kamera.

Hal itu terungkap dalam penyelidikan tim ilmuwan dari University of Western Australia (UWA) dan Tokyo University of Marine Science and Technology di palung-palung Samudra Pasifik sebelah utara, September 2022.

Perekaman ini sendiri dilakukan oleh robot laut di palung-palung yang dalam di lepas pantai Jepang.

Bersamaan dengan pembuatan film ikan terdalam itu, para ilmuwan secara fisik menangkap dua spesimen lain di kedalaman 8.022 meter dan mencetak rekor lain untuk tangkapan terdalam.

Sebelumnya, ikan siput terdalam yang pernah ditemukan adalah di kedalaman 7.703 meter pada 2008. Sementara, para ilmuwan sebelum ini tak pernah bisa mengumpulkan ikan dari kedalaman di bawah 8.000 meter.

"Yang penting adalah menunjukkan seberapa jauh jenis ikan tertentu akan turun ke laut," kata ahli biologi kelautan Alan Jamieson, pendiri Pusat Penelitian Laut Dalam Minderoo-UWA, yang memimpin ekspedisi tersebut, dikutip dari CNN.

Para ilmuwan membuat film di parit lepas pantai Jepang sebagai bagian dari studi 10 tahun dalam populasi ikan terdalam di dunia.

"Snailfish adalah anggota keluarga Liparidae, dan sementara kebanyakan snailfish hidup di perairan dangkal, yang lain bertahan hidup di beberapa kedalaman terbesar yang pernah tercatat," kata Jamieson.

Selama survei dua bulan tahun lalu, tiga robot laut penyelam otomatis yang dilengkapi dengan kamera resolusi tinggi - diterjunkan ke dalam palung-palung Jepang, Izu-Ogasawara dan Ryukyu, pada kedalaman yang bervariasi.

Di palung Izu-Ogasawara, rekaman menunjukkan ikan siput terdalam melayang dengan tenang bersama udang-udangan atau krustasea (crustacea) lain di dasar laut.

Jamieson mengklasifikasikan ikan itu sebagai remaja dan mengatakan ikan siput laut dalam yang lebih muda sering tinggal sedalam mungkin untuk menghindari pemangsa yang lebih besar yang berenang di kedalaman.

Pengambilan video lain di kedalaman antara 7.500 dan 8.200 meter di palung yang sama menunjukkan koloni ikan dan krustasea mengunyah umpan yang diikat ke robot bawah laut.

Dua ikan siput yang ditangkap yang diidentifikasi sebagai Pseudoliparis belyaevi itu memberikan gambaran sekilas tentang fitur unik yang membantu spesies laut dalam bertahan hidup di lingkungan yang ekstrem.

"Mereka memiliki mata kecil, tubuh tembus cahaya, dan kurangnya gelembung renang, yang membantu ikan lain mengapung, menguntungkan mereka," kata Jamieson.

Profesor itu mengatakan Samudra Pasifik sangat kondusif untuk aktivitas yang semarak karena arus selatannya yang hangat, sehingga mendorong makhluk laut untuk masuk lebih dalam.

Sementara kehidupan lautnya yang melimpah menyediakan sumber makanan yang baik.

Para ilmuwan ingin tahu lebih banyak tentang makhluk yang hidup di kedalaman ekstrem. Namun, menurut Jamieson, biaya menjadi kendala.

Menurutnya, setiap perjalanan ke dasar laut membutuhkan biaya US$200 ribu atau senilai Rp2,9 miliar untuk merakit dan mengoperasikan peralatannya.

"Tantangannya adalah teknologi itu mahal dan para ilmuwan tidak punya banyak uang," keluhnya.

(can/arh)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK