Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Luar Negeri RI mengaku belum menerima konfirmasi pasti terkait kabar seorang warga negara Indonesia atas nama Syahputra yang bergabung dengan kelompok ekstremis Negara Islam, ISIS.
Juru bicara Kemenlu RI, Arrmanatha Nasir mengatakan institusinya perlu memeriksa dan mencocokkan kembali kebenaran mengenai informasi tersebut bersama dengan
stakeholders terkait.
"Kami harus cek dulu," ujar Arrmanatha, atau akrab disapa Tata, kepada CNN Indonesia, Selasa (30/6).
(Baca: Polisi Indonesia Diklaim Gabung ISIS dan Tewas di Suriah)
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Syahputra dikabarkan meninggalkan Indonesia dan pergi ke Suriah untuk bergabung dengan ISIS pada Maret lalu.
Sebelumnya, Syahputra berprofesi sebagai anggota polisi berpangkat Brigadir di Kepolisian Resor Batanghari, Jambi.
Ia kemudian mengganti namanya menjadi Abu Azzyn al-Indunisiy dan didaulat sebagai salah satu kesatria mujahid di Suriah.
(Baca juga: Diklaim Tewas di ISIS, Brigadir Syahputra Masih Anggota Polri)Informasi tentang Syahputra mencuat ketika situs media ISIS berbahasa Melayu, Azzammedia, memberitakan Syahputra tewas dalam sebuah pertempuran di Tal tamr, wilayah al Barakah.
"Abu Azzayn al Indunisiy gugur syahid di front pertempuran Tal Tamr, wilayah al Barakah, melawan pasukan koalisi Salibis Amerika," bunyi pemberitaan di Azzammedia yang dipublikasikan pada Senin (29/30).
Sementara itu, Kepolisian Daerah Jambi mengaku tidak tahu mengenai keberadaan Syahputra sekarang. Pasalnya, ia mangkir dari kedinasan selama tiga bulan belakangan.
"Sampai sekarang belum kembali berdinas," ujar Kepala Bidang Humas Polda Jambi Ajun Komisaris Besar Almansyah kepada CNN Indonesia, Selasa (30/6).
Berita dugaan bertolaknya Syahputra ke Suriah sebenarnya sudah hangat sejak Maret lalu. Namun, konfirmasi mengenai kebenaran isu itu belum jua dipastikan oleh pihak kepolisian. Menurut Almansyah, pihak Polda Jambi maupun Polres Batanghari sudah berupaya semaksimal mungkin untuk bisa mencari sang prajurit.
(stu)