Jakarta, CNN Indonesia -- Iran tengah melakukan negosiasi dengan Rusia untuk menjual sekitar 40 ton air berat (
heavy water) mereka yang merupakan material penting untuk reaktor nuklir.
"Kami bernegosiasi dengan Rusia untuk menjual 40 ton air berat," ujar Wakil Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araqchi, kepada kantor berita
Fars, seperti dikutip
Reuters.
Kementerian Luar Negeri Rusia pun mengonfirmasi bahwa Moskow sedang mempertimbangkan pembelian air berat itu. Air berat adalah komponen penting bagi pembuatan senjata dan energi nuklir, tapi bukan merupakan zat radioaktif.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tujuan penjualan ini adalah untuk mengeluarkan air berat dari Iran, seperti yang tertuang dalam kesepakatan perundingan nuklir tahun lalu. Iran diwajibkan mengurangi pasokan air berat dengan cara dijual atau dimusnahkan.
Dalam pernyataan pada Minggu (24/4) tersebut, Araqchi mengatakan bahwa Amerika Serikat merupakan pembeli pertama dari air berat Iran.
Pada awal April lalu, Kementerian Energi AS (DOE) mengonfirmasi akan membayar US$8,6 juta atau lebih dari Rp113 miliar untuk air berat dari Iran.
Sesuai dengan kesepakatan nuklir, Iran juga sudah mengosongkan sumber air berat Arak dan mengisinya dengan semen.
Iran saat ini hanya diperbolehkan menyimpan 130 ton air berat. Ketika Iran telah merancang dan membangun ulang reaktor nuklir Arak, maka negara itu hanya boleh menyimpan 90 ton air berat.
AS, Rusia, dan China sepakat untuk berpartisipasi dalam merancang ulang konstruksi reaktor itu.
(stu/stu)