Dua layanan telekomunikasi nirkabel di Indonesia yang mengusung teknologi CDMA, Telkom Flexi dan Indosat StarOne, berencana mengalihkan teknologi mereka ke GSM. Alasan keduanya sama, teknologi CDMA dinilai sudah mentok!
Telkom berencana mengalihkan sekitar 4 juta pelanggan Flexi ke layanan Kartu As dari Telkomsel. Sementara Indosat belum menentukan ke mana akan menampung sekitar 120 ribu pelanggan StarOne.
Pemerintah dan para pengamat senada mengatakan bahwa teknologi CDMA sudah mentok. "Kalau teknologinya sudah berakhir berarti radio-radio untuk BTS sudah tidak diproduksi lagi," ujar Nonot Hartono, Anggota Komite Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Smartfren bertahan
Smartfren adalah satu-satunya operator CDMA yang gencar mempromosikan layanan dan terus memperbarui teknologi dari EV-DO Rev B menuju DO Advanced.
Direktur Jaringan Smartfren, Merza Fachyz mengatakan, tetap percaya dengan teknologi CDMA yang sekarang ada. Menurutnya, pelanggan tak peduli soal teknologi yang digunakan di belakangan layanan. "Yang mereka ingin cuma kepuasan," ujarnya.
Mengetahui kompetitornya "seakan mati segan hidup tak mau," Smartfren punya strategi sendiri dalam membangun ekosistem CDMA di Indonesia, yaitu dengan menghadirkan ponsel berbasis Android yang mendukung jaringan CDMA.
"Minimal satu smartphone setiap kuartal. Tapi sejauh ini pasti lebih dari satu setiap kuartal," ujar Merza. Ia mengaku perusahaan tidak mengambil banyak untung dari penjualan ponsel Android mereka yang biasanya mengusung nama Andromax.
Upaya Smartfren berbuah manis. Smartfren mengklaim sukses menjual 1,2 juta unit ponsel seri Andromax di sepanjang 2013. Perusahaan menargetkan di tahun 2014 ini penjualan ponsel Andromax tumbuh tiga kali lipat.
Anak usaha Sinar Mas ini tak mau latah beralih teknologi ke GSM seperti dua kompetitornya. Dari CDMA, mereka akan langsung naik level mengadopsi teknologi 4G Long Term Evolution ketika nanti Kementerian Komunikasi dan Informatika telah selesai menyusun regulasinya.
2014 menjadi tahun penuh harapan bagi Smartfren. Di tahun ini, mereka berharap dapat meraih laba bersih untuk pertama kalinya dengan layanan data sebagai pendapatan utama. Perusahaan telah menyiapkan investasi sebesar US$ 100 juta untuk sepanjang 2014.
Pada akhir 2013 lalu, Smartfren melaporkan memiliki total pelanggan sebanyak 11,3 juta. Angka itu ditargetkan tumbuh menjadi 15 juta pelanggan pada 2014.