Ada banyak peninggalan Kerajaan Singasari terdahulu yang masih bisa ditemukan masyarakat sampai sekarang.
Kerajaan Singasari adalah kerajaan bercorak Hindu Buddha yang berkuasa pada abad ke-13. Pusat pemerintahan Kerajaan Singasari berada di daerah Singasari, Malang, Jawa Timur.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dirangkum dari berbagai sumber, berikut latar belakang singkat dan jejak peninggalan dari Kerajaan Singasari.
Dilansir dari buku Pasti Bisa Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SD/MI Kelas IV, Kerajaan Singasari adalah kerajaan bercorak Hindu Buddha yang terletak di tepi Sungai Brantas, Malang, Jawa Timur.
Lokasi Kerajaan Singasari ini dinilai sangat strategis karena tidak hanya menjadi lahan pertanian, melainkan juga dijadikan pusat jalur perdagangan.
Sejarah tentang Kerajaan Singasari diceritakan dalam Kitab Pararaton dan Negarakertagama. Dalam kitab itu ditulis bahwa Raja pertama Singasari adalah Ken Arok.
Ken Arok ini memiliki gelar Sri Ranggah Rajasa Sang Amurwabhumi dan menduduki takhta di Kerajaan Singasari sejak 1222-122 Masehi.
Kerajaan Singasari pernah berusaha untuk menguasai wilayah Pahang (Malaya) dan Tanjung Pura (Kalimantan) supaya bisa mengambil alih lalu lintas pelayaran dan perdagang di Laut Cina Selatan.
Masa kejayaan Kerajaan Singasari berlangsung pada pemerintahan Raja Kertanegara (1268-1292). Sementara masa kemundurannya terjadi setelah Kertanegara wafat.
Saat itulah, beberapa daerah Singasari melepaskan diri, kemudian Kerajaan Singasari mendapat serangan dari Jayakatwang dan Kerajaan Kediri.
![]() |
Meski telah runtuh sejak kepergian Kertanegara, masih ada banyak peninggalan Kerajaan Singasari yang tersisa sebagai tanda kemakurannya terdahulu.
Masyarakat di wilayah Kerajaan Singasari, dahulunya banyak membuat arca atau patung. Berikut beberapa arca peninggalannya:
Selain arca, Kerajaan Singasari juga meninggalkan sejumlah candi yang masih banyak tersebar di bekas wilayahnya.
Candi Jago dibangun atas perintah Raja Kertanegara. Kertanegara membangun candi ini sebagai penghormatan terhadap ayahnya, Sri Jaya Wisnuwardhana alias Ranggawuni.
Candi Kidal adalah peninggalan Kerajaan Singasari yang dibangun sebagai bentuk penghormatan atas jasa Anusapati, yaiu Raja Singasari kedua.
Candi Jawi diperkirakan dibangun pada abad ke-13 dan terletak di Desa Candi Wates, Kecamatan Prigen, Pasuruan.
Dalam Kitab Negarakertagama, dikatakan bahwa Candi Jawi didirikan atas perintah Kertanegara sebagai tempat ibadah bagi umat Siwa-Buddha.
Candi Singasari adalah candi berbentuk bujur sangkar dan terletak di Desa Candirenggo, Kecamatan Singasari, Malang.
Seluruh candi terdiri dari berbagai tingkat, tingkat bawah setinggi dua meter, bagian kakinya juga tinggi, bagian tubuh candi di buat ramping, dan atap berbentuk limas. Candi Singasari adalah tempat peristirahatan Raja Kertanegara.
Selain arca dan candi, Kerajaan Singasari juga meninggalkan beberapa prasasti.
Prasasti Singasari adalah prasasti yang ditulis untuk mengenang pembangunan candi pemakaman yang dipimpin oleh Gajah Mada.
Prasasti Singasari dibuat sekitar tahun 1352 Masehi dan ditemukan di sekitar kawasan Singasari, Malang.
Prasasti Wurare adalah prasasti yang ditulis dengan Bahasa Sanskerta dan isinya berupa penghormatan untuk Raja Kertanegara.
Isi prasasti tersebut ditulis oleh keturunannya yang dianggap telah mencapai derajat Buddha Agung.
Prasasti Manjusri adalah manuskrip yang dipahatkan di belakang Arca Manjusri. Sebelumnya prasasti ini berada di Candi Jago dan sekarang dipindahkan ke Museum Nasional Jakarta.
Itulah beberapa peninggalan Kerajaan Singasari yang sebelumnya banyak ditemukan di sejumlah wilayah Malang.
(avd/juh)