Current ratio adalah cara untuk mengevaluasi kemampuan perusahaan agar dapat membayar kewajiban jangka pendek seperti upah dan utang. Sebenarnya apa itu current ratio?
Current ratio atau disebut juga rasio lancar perlu diperhatikan setiap perusahaan untuk mengukur rasio likuiditas atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, current ratio juga dapat dijadikan sebagai alat perencanaan bagi perusahaan ke depannya. Fungsinya untuk melihat kondisi dan posisi likuiditas perusahaan dari waktu ke waktu dengan membandingkannya untuk beberapa periode.
Untuk lebih jelasnya, simak pengertian, rumus, dan contoh menghitungnya berikut ini.
![]() |
Dikutip dari buku Dasar-Dasar Memahami Rasio dan Laporan Keuangan oleh Darmawan, current ratio adalah perbandingan antara aktiva lancar dan kewajiban lancar.
Menurut Syamsudin (2016), current ratio adalah salah satu rasio finansial yang sering digunakan oleh perusahaan. Tingkat current ratio dapat ditentukan dengan cara membandingkan antara current assests dengan current liabilities.
Sementara menurut Kasmir (2018), current ratio merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan.
Dengan kata lain, seberapa banyak aktiva lancar yang tersedia untuk menutupi kewajiban jangka pendek yang segera jatuh tempo.
Melihat pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa current ratio merupakan ukuran yang paling umum digunakan untuk mengetahui seberapa sanggup sebuah perusahaan dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
Semakin besar rasio lancarnya, hal ini menunjukkan semakin tinggi kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
Menurut Kasmir (2018), ada sejumlah manfaat yang didapat bila mengukur likuiditas dengan menggunakan current ratio. Berikut manfaatnya.
Manfaat pertama adalah untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih.
Artinya, kemampuan untuk membayar kewajiban yang sudah waktunya dibayar sesuai jadwal batas waktu yang telah ditetapkan (tanggal dan bulan tertentu).
Manfaat current ratio berikutnya adalah untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar secara keseluruhan.
Artinya, jumlah kewajiban yang berumur di bawah satu tahun atau sama dengan satu tahun, dibandingkan dengan total aktiva lancar.
Berikutnya adalah mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan persediaan atau piutang.
Dalam hal ini, aktiva lancar dikurangi persediaan dan utang yang dianggap likuiditasnya lebih rendah.
Current ratio juga bermanfaat sebagai alat pemicu bagi pihak manajemen untuk memperbaiki kinerjanya, dengan melihat hasil rasio likuiditas yang ada pada saat ini.
Terakhir, current ratio bermanfaat untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang.
Berikut rumus untuk menghitung current ratio.
Dari hasil pengukuran rasio, apabila ditemukan rasio lancar rendah maka bisa dikatakan bahwa perusahaan kekurangan modal untuk membayar utang.
Namun jika hasil pengukuran rasio ternyata tinggi, hal ini belum tentu kondisi perusahaan sedang baik. Sebab, hal tersebut bisa saja terjadi karena kas tidak digunakan secara efisien.
Setelah mengetahui rumus current ratio, selanjutnya adalah mengetahui contoh perhitungannya. Berikut contoh perhitungan current ratio yang dikutip dari laman Accurate.
Perusahaan PT ABC memiliki data keuangan sebagai berikut:
Total Aset Lancar = 400.000.000
Total Kewajiban Lancar = 200.000.000
Maka, Current Ratio perusahaan ABC adalah:
Current Ratio = Total Aset Lancar / Total Kewajiban Lancar
= 400.000.000 / 200.000.000
= 2
Dalam contoh ini, current ratio perusahaan ABC adalah 2. Artinya, perusahaan ABC memiliki 2 kali lipat aset lancar yang cukup untuk membayar kewajiban lancarnya.
Namun, tidak semua perusahaan memiliki current ratio yang sama. Rasio ini dapat bervariasi tergantung pada sektor industri dan kondisi keuangan perusahaan.
Sebagai aturan umum, semakin tinggi current ratio, semakin likuid aset perusahaan, dan semakin mampu perusahaan membayar kewajiban lancarnya.
Rasio lancar yang terlalu tinggi juga dapat menunjukkan bahwa perusahaan tidak mengoptimalkan penggunaan asetnya.
Untuk mengetahuinya secara detail, perlu dilakukan analisis lebih lanjut untuk mengevaluasi kondisi keuangan perusahaan secara keseluruhan.
Demikian penjelasan apa itu current ratio dilengkapi rumus dan contohnya. Semoga bermanfaat!
(juh)