Jakarta, CNN Indonesia -- Nilai tukar rupiah kian melemah hingga menembus level Rp 12.030 per dolar Amerika serikat. Pelemahan itu akan terus terjadi diperkirakan hingga tahun depan.
Berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia, nilai tukar rupiah tercatat Rp 12.030 per dolar As dari Rp 11.908 kemarin. Dalam sepekan ini, rupiah kian melemah dari posisi Kamis (11/9) pekan lalu masih di level Rp 11.831 per dolar AS.
Ekonom PT Bank Danamon Indonesia Dian Ayu Yustina menganggap pelemahan rupiah disebabkan sentimen bank sentral Amerika Serikat yang akan mempercepat kenaikan suku bunga. "Meski semalam The Fed masih mempertahankan suku bunganya, tapi dalam survei anggota The Fed terlihat ada rencana kenaikan secara bertahap," kata Dian kepada CNNIndonesia, Kamis (18/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Dian pelemahan itu masih terus terjadi hingga The Fed merealisasikan kenaikan suku bunga dari posisi saat ini yang masih mendekati zero persen. Bahkan, pemerintah Indonesia sudah mempersiapkan dampak pelemahan nilai tukar dengan berbagai cara. Misalnya melakukan standar operasional lindung nilai (hedging) terhadap utang pemerintah dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Selain itu, Bank Indonesia juga dalam waktu dekat akan merilis ketentuan utang luar negeri swasta.
Kendati demikian, Dia menganggap suku bunga Bank Indonesia (BI rate) masih lebih menarik ketimbang Fed Rate meskipun diperkirakan naik 1,375 persen pada 2015. "Margin antara BI Rate yang 7,5 persen dengan The Fed masih cukup menjanjikan, sehingga inflow masih akan terjadi," katanya.
Hal senada diungkan Head of Tresury PT Bank Central Asia Brankoe Windoe. Menurut dia, telah terjadi upaya jangka pendek untuk melindungi nilai tukar akibat kemungkina The Fed menaikkan suku bunga lebih cepat dari ekspektasi sebelumnya.
Brankoe menilai selama volatilitas nilai tukar dalam batas normal, maka BI belum perlu melakukan intervensi. Dia melihat BI belum intervansi kendati rupiah terus melemah dalam waktu beberapa hari terakhir.
Peluru BI untuk melakukan intervensi rupiah masih cukup besar. Berdasarkan data BI, cadangan devisa pada akhir Agustus masih mencatat peningkatan dan mencapai US$ 111,224.