Jakarta, CNN Indonesia -- Penumpang pesawat tak jarang membandel ketika pramugari memintanya mematikan perangkat elektronik dan telepon seluler di dalam penerbangan. Tapi regulasi ini tampaknya segera basi. Setidaknya di langit Eropa.
Badan Keselamatan Penerbangan Eropa (EASA) pada akhir pekan lalu telah merilis peraturan baru. Penumpang pesawat boleh memakai ponsel pintar atau tablet kapan pun dalam penerbangan. Termasuk melakukan panggilan.
“Panduan terbaru ini mengizinkan maskapai memberi izin kepada penumpang untuk tetap menyalakan perangkat elektronik,” demikian pernyataan EASA, pada akhir pekan lalu, seperti dikutip kantor berita Reuters.
Kebanyakan regulator penerbangan di dunia masih mengharuskan penumpang mengatur posisi ponsel atau tablet dalam
airplane mode atau
flight mode selama penerbangan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ini supaya perangkat itu tak memancarkan sinyal radio yang disebut bakal mengintervensi perangkat navigasi atau komunikasi di pesawat.
Tapi sekarang, peraturan sudah diubah. Tak hanya untuk panggilan telepon, izin juga diberikan untuk perangkat lain seperti pembaca buku digital, tablet, pemutar MP3, dan sebagainya.
Meski EASA sudah memberikan lampu hijau, pelaksanaan regulasi itu dikembalikan kepada maskapai. Ini untuk menentukan perangkat seperti yang diizinkan dan bagaimana penggunaannya. Tipe perangkat pun disesuaikan dengan tipe pesawatnya.
EASA, yang berbasis di Cologne, Jerman, itu menegaskan, pada dasarnya pihaknya hanya memberikan sinyal positif dan pelaksanaannya tergantung pada maskapai penerbangan masing-masing.
Secara teknis, penggunaan telepon dan Internet di angkasa sudah dimungkinkan di dalam pesawat, meski di dalam ketinggian. Selama ini koneksinya melalui satelit.
Hal yang bakal jadi tanda tanya bagi para penumpang adalah, bagaimana menjangkau sinyal di ketinggian lebih dari 3.000 meter. Lalu, bagaimana bersikap terhadap penumpang di sebelah Anda yang ‘cerewet’ mengobrol saat Anda butuh istirahat dalam penerbangan menyeberangi samudera Atlantik.