Jakarta, CNN Indonesia --
Flight mode atau
airplane mode adalah pengaturan yang ada pada kebanyakan perangkat ponsel pintar dan perangkat elektronik yang mempunyai fungsi pemancar.
Fungsi ini menghentikan perangkat dari menerima atau melakukan panggilan telepon serta pesan singkat. Tapi fungsi lain seperti: game, kamera, dan pemutar musik MP3, bisa tetap aktif.
Penerapannya dalam berbagai perangkat berbeda-beda. Pada perangkat bersistem operasi iOS dari Apple Inc., pemilihan
airplane mode akan mematikan pemancaran sinyal seluler (data dan suara), WiFi, Bluetooth, Global Positioning System (GPS), dan layanan pelacak lokasi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apple sendiri menyatakan Bluetooth dan WiFi bisa dinyalakan kemudian dalam
airplane mode, sepanjang maskapai mengizinkan.
Pola yang sama juga diterapkan pada perangkat yang memakai sistem operasi Android. Pada saat diaktifkan pertama kali, semua pemancar dimatikan. Tapi pengguna masih bisa mengaktifkan WiFi dan Bluetooth secara manual.
Sebetulnya tak cuma ponsel yang mempunyai pemancar. Laptop pun begitu.
Perangkat laptop yang memakai sistem operasi Windows misalnya. Bila
airplane mode diaktifkan, maka sinyal WiFi, data seluler, Bluetooth, GPS, dan
near field communication (NFC) langsung mati.
Keluarnya lampu hijau dari Badan Keselamatan Penerbangan Eropa untuk penggunaan ponsel selama penerbangan, tampaknya bakal mengancam keberadaan fitur
airplane mode atau
flight mode.
Untungnya,
airplane mode rupanya sudah memiliki makna yang diperluas. Kamus urban yang beralamat di https://www.urbandictionary.com menyebutkan pengertian lain dari
airplane mode adalah: Seseorang yang menyembunyikan dirinya dari ‘dunia’ dengan tak mengakses Facebook atau memeriksa ponsel, biasanya gara-gara putus dari kekasih atau sedang mengerjakan setumpuk tugas.
Dalam perbincangan sehari-hari, penggunaan kata
airplane mode misalnya: “Dia tak menjawab panggilanmu, dia lagi
airplane mode.” Atau, “Dia sedang
airplane mode selama tiga hari gara-gara pacarnya memutuskan hubungan.”