Soal Kenaikan BBM Subsidi, Jokowi Masih Pikir-Pikir

CNN Indonesia
Selasa, 30 Sep 2014 14:50 WIB
Presiden terpilih Joko Widodo masih menimbang opsi kenaikan harga BBM bersubsidi Rp 500, Rp 1.000, Rp 1.500, Rp 2.000, Rp 2.500, Rp 3.000. Itu masih opsi
Joko Widodo bersama Jusuf Kalla dan Puan Maharani di Rumah Transisi (Antara/Muhammad Admaja)
Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden terpilih Joko Widodo menegaskan pihaknya belum menetapkan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Hal itu meluruskan pernyataan Luhut Binsa Panjaitan selaku penasihat senior tim transisi Joko Widodo-Jusuf Kalla yang menyebutkan harga BBM bersubsidi naik Rp 3.000 per liter November mendatang.

"Siapa bilang? Masih opsi-opsi. Ada Rp 500, Rp 1.000, Rp 1.500, Rp 2.000, Rp 2.500, Rp 3.000. Itu opsi-opsi," ujar Jokowi di Jakarta, Selasa (30/9).

Jokowi mengaku masih menghitung bersama timnya terkait besaran dan kapan waktu yang tepat untuk menaikkan harga BBM. "Baru dalam proses hitung-hitungan. Berapa kenaikan belum, kapannya juga belum," kata bekas Wali Kota Solo itu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Jokowi, ia belum bisa memastikan kepastian kenaikan harga BBM karena masih belum resmi menjabat sebagai Presiden RI. "Dilantik saja belum," ucap dia.

Jika rencana menaikkan harga BBM ini terealisasi, maka harga bensin premium akan menjadi Rp 9.500 per liter. Sedangkan harga solar subsidi akan naik menjadi Rp 8.500 per liter.

Sementara itu, sesuai kesepakatan pemerintah dan DPR, pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla mendapatkan diskresi atau kebebasan mengambil keputusan untuk menyesuaikan harga BBM bersubsidi tanpa harus meminta persetujuan DPR. Penyesuaian harga dapat dilakukan pemerintah mendatang jika terjadi deviasi terhadap asumsi Indonesian Crude Price (ICP) dan nilai tukar, yang dapat membebani postur APBN pada tahun berjalan. "Jadi seperti dapat blank cheque, kalau mau menaikkan bisa tanpa perlu persetujuan DPR," kata Chatib semalam.

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER