Pemerintah Pantau Efektifitas Insentif Pajak Mobil Murah

CNN Indonesia
Rabu, 01 Okt 2014 17:01 WIB
Pemerintah berharap pembebasan pajak yang diberikan memberikan kontribusi terhadap perekonomian nasional.
Mobil murah dituding hanya menghabiskan BBM bersubsidi dan menyebabkan kemacetan. (detikFoto/Grandyos Zafna)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah tengah mengevaluasi pemberian fasilitas pajak bagi produsen mobil murah ramah lingkungan atau low cost green car (LCGC). Hal ini untuk melihat efektifitas pemberian keringanan pajak tersebut terhadap perekonomian nasional.

"Sejak Mei 2014, kami sudah mengirimkan surat ke Kementerian Perindustrian untuk meminta laporan ekspor mobil murah dan penggunaan komponen lokal. Hasilnya cukup positif, penggunaan komponen lokal sudah mendekati 80 persen. Jadi evaluasi kebijakan LCGC ini hal yang biasa," ujar Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Andin Hadiyanto kepada CNN INdonesia, Rabu (1/10).

Sebelumnya, presiden terpilih Joko Widodo sempat melontarkan wacana untuk menghentikan kebijakan LCGC karena dianggap sebagai biang pemborosan subsidi dan penyebab kemacetan. Disinggung mengenai hal itu, Andin enggan menanggapi lebih jauh.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Eko Putro Sandjojo, Mantan Deputi Tim Transisi Joko Widodo-Jusuf Kalla, menegaskan fokus pemerintahan baru nantinya bukan terletak pada murah atau mahalnya harga mobil. Namun, berapa besar kontribusinya dalam membebani anggaran subsidi BBM dan menyumbang kemacetan.

Kenaikan harga BBM bersubsidi, lanjutnya, merupakan solusi yang dianggap cukup menjawab permasalahan semua itu."Jadi concern-nya lebih pada subsidi dan kemacetan," kata Eko.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor kendaraan dan komponen otomotif pada Agustus sebesar US$ 479,1 juta atau tumbuh 28,54 persen dibandingkan bulan sebelumnya US$ 372,7 juta. Secara kumulatif, total nilai ekspor barang otomotif selama periode Januari-Agustus 2014 mencapai US$ 3,9 miliar atau tumbuh satu persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya US$2,9 miliar.

Ketua Umum Gaikindo Sudirman M.R melaporkan ekspor kendaraan jadi (CBU) pada 2013 sebanyak 170,958 unit. Angka ini diyakini meningkat tahun ini, mengingat selama periode Januari-Agustus sudah mencapai 126.935 unit. "Sampai akhir tahun kami perkirakan ekspor CBU mencapai 200.000 unit," kata Sudirman.

Untuk kendaraan rakit (CKD), tahun ini diperkirakan volume ekspornya mencapai 120.000 unit, lebih tinggi dibandingkan dengan realisasi 2013 yang sebesar 105.000 unit. "Karena selama Januari-Agustus saja sudah 71.000 unit," ujarnya.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER