Jakarta, CNN Indonesia -- PT Pertamina (Persero) melalui unit bisnisnya Pertamina Aviation menurunkan harga avtur penerbangan domestik di Bandara Soekarno-Hatta sebesar 1,75 persen menjadi Rp 10.555,71 per liter yang berlaku sampai 14 Oktober 2014 dari sebelumnya Rp 10.743,22 per liter. Sementara harga avtur untuk penerbangan internasional turun 12,19 persen menjadi US$ 0,80 per liter dibandingkan harga sebelumnya US$ 0,91 per liter.
Vice President Pertamina Aviation Wisnuntoro menyebutkan turunnya harga jual avtur pertamina tidak hanya terjadi di Soekarno-Hatta, namun juga di bandara-bandara lainnya. "Tidak benar kalau harga avtur Pertamina selalu naik, tetapi kami melakukan evaluasi harga setiap dua minggu seperti harga bahan bakar tidak bersubsidi lainnya. Harga avtur kami tergantung harga
crude," kata Wisnuntoro ketika dihubungi, Kamis (2/10).
CNN Indonesia merangkum harga avtur yang dijual Pertamina di empat bandara dengan
traffic penerbangan tertinggi di Indonesia juga mengalami penurunan 1,75 persen sampai 2,12 persen. Untuk penerbangan domestik di Bandara Kualanamu Medan, Pertamina menjualnya dengan harga Rp 11.283,69 per liter. Di Bandara Hasanuddin Makassar harga avtur ditetapkan Rp 11.614,59 per liter, lalu di Bandara Ngurah Rai Denpasar harga per liternya Rp 11.085,15, terakhir di Bandara Juanda Surabaya harganya Rp 10.952,79 per liter. Sedangkan di Bandara Kualanamu US$ 0,85 per liter, Bandara Hasanuddin US$ 0,88 per liter, Bandara Ngurah Rai US$ 0,84 per liter, dan Bandara Juanda US$ 0,83 per liter.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pertamina memperoleh pendapatan US$ 3,67 miliar dari penjualan avtur sepanjang 2013, naik 1,94 persen dibandingkan realisasi penjualan avtur 2012 sebesar US$ 3,6 miliar. Penjualan avtur tahun lalu memberi kontribusi 8,21 persen terhadap total pendapatan pertamina dari penjualan minyak mentah, gas bumi, dan energi panas bumi perseroan tahun lalu yang sebesar US$ 44,73 miliar.
Sementara Erik Meijer, Direktur Pemasaran dan Penjualan PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) mengaku perusahaan bisa menghemat biaya pembelian avtur setelah pemerintah mengizinkan Garuda untuk membeli avtur dari perusahaan selain Pertamina. Menurut Erik, selama ini Garuda harus membeli avtur Pertamina sebagai satu-satunya penjual avtur di Indonesia. Vice President Corporate Communication Garuda Indonesia Pujobroto bahkan berani menyebut mahalnya harga avtur di Indonesia menjadi salah satu penyebab Garuda mengalami kerugian sepanjang 2014.