Blue Bird Tunggu Perintah Organda Sebelum Naikkan Tarif Taksi

CNN Indonesia
Jumat, 03 Okt 2014 13:35 WIB
"Kami punya filosofi penumpangnya sepi atau tidak, supir harus tetap bisa bawa pulang uang ke rumah." Purnomo Prawiro, Presiden Direktur PT Blue Bird Tbk
Supir taksi Blue Bird akan menerima insentif dari perusahaan jika BBM naik. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Isu kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi yang akan dilakukan pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla mulai menjadi perhatian manajemen PT Blue Bird Tbk. Presiden Direktur Blue Bird Purnomo Prawiro memastikan perseroan pasti akan menaikkan tarif mengikuti naiknya harga premium dan solar karena kebijakan tersebut akan meningkatkan biaya operasional.

Menurut Purnomo, naiknya tarif taksi Blue Bird tidak bisa diputuskan sendirian karena perseroan merupakan anggota dari Organisasi Pengusaha Nasional Angkutan Bermotor di Jalan (Organda). "Kalau BBM naik ya pasti tarifnya naik, tetapi keputusannya itu tunggu rapat Organda dulu. Kalau keputusan Organda naik, ya kita ikut naikkan tarif," ujar Purnomo di Jakarta, Jumat (3/10).

Wakil Presiden Direktur Blue Bird Sigit Priawan Djokosentono menggambarkan tahun lalu ketika harga BBM naik 44 persen, sesuai ketetapan Organda Blue Bird melakukan penyesuaian dengan menaikkan tarif 22 persen. Namun dia memastikan, manajemen Blue Bird telah menghitung kemungkinan lonjakan biaya operasional jika pemerintah menaikkan harga BBM dengan beberapa skenario. "Kami telah hitung semua dan membuat rencana, entah nanti harga BBM akan naik Rp 1.000 per liter atau langsung Rp 3.000 per liter," kata Sigit.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain menaikkan tarif, menurutnya Blue Bird juga akan melakukan langkah efisiensi biaya operasional salah satunya adalah dengan lebih rutin melakukan perawatan ringan sehingga ongkosnya menjadi lebih murah dibandingkan harus melakukan perawatan besar dalam tempo yang lebih lama.

Sebelumnya Eka Sari Lorena, Ketua Umum Organda memperkirakan naiknya harga BBM bersubsidi akan berdampak pada naiknya tarif angkutan umum sebesar 20-30 persen. Menurut Eka, Organda telah melaporkan rencana kenaikan tarif angkutan umum tersebut kepada Kementerian Perhubungan dan akan direalisasikan pada saat harga BBM bersubsidi naik. "Naiknya biaya operasional kami selain dari BBM juga dari naiknya harga suku cadang," kata Eka.

Sejak 1 September 2013 Blue Bird mengenakan tarif awal atau tarif buka pintu Rp 7 ribu untuk taksi reguler. Tarif tersebut kemudian meningkat Rp 3.600 ketika taksi berjalan per kilometer. Blue Bird juga mengenakan tarif tunggu Rp 42 ribu per jam dan mengutip pembayaran minimum dan biaya pembatalan untuk setiap pemesanan melalui telepon. Sementara untuk taksi premium Silver Bird yang menggunakan Toyota Alphard atau Mercedes Benz, tarif awalnya sebesar Rp 15 ribu dan naik Rp 6 ribu per kilometer. Biaya untuk meminta taksi Silver Bird menunggu adalah Rp 60 ribu per jam.

Insentif Supir
Purnomo menambahkan, naiknya harga BBM bersubsidi tentu akan berdampak pada tingkat keterisian taksi Blue Bird selama beberapa bulan pertama ketika kebijakan tersebut diberlakukan. Sepinya penumpang taksi tentu akan membuat penghasilan supir taksi turun.

"Harga BBM naik, tentu biaya hidup supir dan keluarganya ikut naik. Hal ini semakin sulit karena biasanya setelah tarif taksi naik, penumpangnya langsung berkurang. Untuk itu kami tengah membahas kebijakan baru untuk memberi insentif bagi supir," kata Purnomo. Dia mencontohkan, jika dalam satu hari seorang supir mengalami kerugian misalkan akibat kecelakaan maka perusahaan yang akan menanggungnya.

"Kami punya filosofi penumpangnya sepi atau tidak, supir itu harus tetap bisa bawa pulang uang ke rumah," ujar Purnomo.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER