Pelaku Pasar Masih Tunggu Manuver Politik Jokowi

CNN Indonesia
Senin, 06 Okt 2014 08:55 WIB
Gesekan antara Koalisi Indonesia Hebat dengan Koalisi Merah Putih membuat pejabat Kementerian Keuangan maupun para pengusaha khawatir.
Ilustrasi bursa efek Indonesia. (detikFoto/Grandyos Zafna)
Jakarta, CNN Indonesia -- Memanasnya persaingan politik di parlemen antara Koalisi Merah Putih dengan Koalisi Indonesia Hebat membuat pelaku pasar modal berhati-hati dalam melakukan investasi. Belakangan kedua kubu yang masing-masing dipimpin oleh Partai Gerindra dan PDI-P tersebut tengah adu strategi memenangkan kursi pimpinan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), setelah sebelumnya kursi pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dikuasai oleh Koalisi Merah Putih.

Gesekan antara dua kelompok besar politik tersebut membuat para pejabat di Kementerian Keuangan maupun para pengusaha khawatir. Sebab pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla yang akan memimpin Indonesia selama lima tahun ke depan, diyakini tidak akan mampu bekerja maksimal tanpa dukungan dari lembaga legislatif yang dikuasai oposisi.
 
Sementara itu, analis teknikal Mandiri Sekuritas memperkirakan index akan bergerak melemah di kisaran support 4.913 dan resistance 5.004. Beberapa saham yang direkomendasikan Mandiri Sekuritas untuk dikoleksi adalah, PT Surya Citra Media Tbk (SCMA), PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), PT Timah Tbk (TINS), dan PT Gudang Garam Tbk (GGRM).

Dari luar negeri, pasar saham Amerika Serikat berbalik menguat pada akhir pekan lalu seiring rilis positif data perekonomian negara tersebut. Penguatan itu diapresiasi pasar dengan kenaikan indeks Dow Jones Industrial Avg sebesar 1,24 persen dan indeks S&P500 sebesar 1,12 persen.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara di pasar Asia, pergerakan pasar saham dipengaruhi oleh pernyataan bank sentral yang akan melanjutkan stimulusnya. Apresiasi pasar saham Asia ditunjukkan oleh indeks Nikkei 225 di Jepang sebesar 0,89 persen dan indeks KOSPI Composite di Korea Selatan yang menguat 0,02 persen. Sedangkan harga kontrak berjangka (futures) komoditas terkoreksi. Harga minyak mentah WTI turun 1,40 persen ke level US$ 87,87 per barel. Sedangkan harga emas Comex terkoreksi 1,86 persen ke posisi US$1.195,60 per troy ounce.

Reliance Securities juga memperkirakan IHSG akan bergerak melemah hari ini menyusul membaiknya angka tingkat pengangguran di AS, sehingga bank sentral Amerika (The Fed) akan menaikkan suku bunga lebih cepat dan mengakhiri stimulusnya sesuai jadwal yakni akhir bulan ini. Sedangkan dari dalam negeri, investor masih menanti keputusan BI rate yang akan diumumkan Bank Indonesia bvesok, sejumlah analis memprediksi suku bunga acuan tersebut akan tetap di level 7,5 persen.

Ciptadana Securities meprediksi IHSG akan bergerak di rentang 4.930 - 5.020 setalah akhir pekan lalu turun 1 persen ke posisi 4.949. Tak hanya kecewa dengan politik dalam negeri yang dikuasai oposisi, Ciptadana juga menganggap defisit transaksi perdagangan Indonesia per Agustus sebesar US$ 318 juta. Cptadana menyarankan investor untuk menjual saham-saham disaat menguat antara lain PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM), PT Astra Internasional Tbk (ASII), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Adi Karya Tbk (ADHI).
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER