Tarif KRL Naik Rp 2.000 Mulai 15 Oktober

CNN Indonesia
Senin, 06 Okt 2014 16:39 WIB
Kenaikan tarif untuk meningkatkan pelayanan penumpang dan menambah sarana-prasarana kereta rel listrik yang dioperasikan PT KAI Commuter Jabodetabek.
Kereta Rel Listrik yang dioperasikan oleh PT KAI Commuter Jabodetabek. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) menaikan tarif kereta rel listrik (KRL) sebesar Rp 2.000 untuk lima stasiun pertama menjadi Rp 5.000 per 15 Oktober 2014. Beruntung, kenaikan tarif tersebut tidak dibebankan ke penumpang karena ditanggung oleh subsidi pemerintah (public service obligation/PSO).

"Karena ditanggung oleh PSO sehingga tidak mengubah tarif yang diberlakukan ke masyarakat," jelas Hermanto Dwi Atmoko, Direktur Jenderal Perkeretaapian, Senin (6/10).

Menurut Hermanto, rata-rata realisasi PSO kereta listrik (KRL) setiap kuartal sekitar Rp 100 miliar. Dengan disesuaikannya tarif KRL maka jumlah PSO kuartal IV 2014 diperkirakan mencapai Rp 208,84 miliar. "Total PSO KRL hingga akhir tahun diperkirakan Rp 517 miliar dari total pagu anggaran Rp 641 miliar," katanya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hermanto menjelaskan, realisasi pencairan dana PSO kepada KCJ akan disesuaikan dengan jumlah pengguna KRL yang dilaporkan anak usaha PT Kereta Api (Persero) tersebut kepada pemerintah.

Sebelumnya pemerintah memberikan subsidi PSO sebesar Rp 1.000 per penumpang untuk lima stasiun pertama, dan setiap tiga stasiun berikutnya mendapat PSO Rp 500. Terhitung sejak 15 Oktober 2014, PSO yang diberikan bertambah menjadi Rp 3.000 untuk lima stasiun pertama dan untuk tiga stasiun berikutnya tetap Rp 500.

Demi Perbaikan Layanan
Tri Handoyo, Direktur Utama KCJ menjelaskan penyesuaian tarif KRL dilakukan untuk meningkatkan layanan serta menambah sarana dan prasarana di seluruh stasiun yang dilayani perusahaan. Tri memastikan penumpang KRL tidak perlu khawatir karena kenaikan tarif tersebut semuanya akan dibayarkan oleh pemerintah.

"Sepanjang 2014 ini, kami sudah menambah 104 unit kereta baru dari rencana total 176 unit hingga akhir tahun," kata Tri.

Sejak 2009 KCJ telah melakukan pengadaan armada sebanyak 488 unit kereta. Tambahan 176 unit kereta yang didatangkan sampai akhir tahun ini maka kereta yang telah dibeli dan didatangkan KCJ menjadi 664 unit. Penambahan kereta yang telah dilakukan KCJ adalah sebagai berikut:

2009     : 8 unit KRL Tokyo Metro seri 8500
2010     : 110 unit KRL Tokyo Metro seri 7000
2011     : 100 unit KRL seri JR 203 dan Tokyo Metro seri 6000
2012     : 90 unit KRL seri JR 203
2013     : 180 unit KRL seri JR 205
2014     : 176 unit KRL seri  JR205 (sampai September, 104 unit)

Saat ini KCJ telah melayani sekitar 650 ribu penumpang KRL per hari di Jabodetabek. Program pengadaan armada akan dilakukan setiap tahun, sehingga pada 2019 jumlah penumpang KRL diperkirakan mencapai 1,2 juta penumpang per hari. "Perbaikan pelayanan yang kami lakukan mampu mengalihkan pengguna kendaraan pribadi di jalan raya ke KRL. Jadi kami juga berupaya membantu mengurangi kemacetan jalan raya," kata Tri.

Tahun depan KCJ akan membelanjakan Rp 300 miliar untuk membeli 120 kereta baru serta memperbaiki sarana-prasarana lainnya. Bahkan Tri menjanjikan tidak ada kenaikan tarif KRL sepanjang 2015 karena pemerintah berencana menaikkan PSO kereta api menjadi Rp 1,5 triliun dari sebelumnya Rp 1,2 triliun pada 2014. Naiknya jumlah PSO untuk mengantisipasi dampak dari kenaikan harga BBM bersubsidi dan tarif listrik.

Dalam jangka panjang, Kementerian Perhubungan tengah mengkaji untuk mengalihkan subsidi 11 kereta api jarak jauh dan menengah untuk KRL Jabodetabek. Kebijakan ini dilakukan mengingat kelompok masyarakat pengguna KRL lebih banyak dan lebih membutuhkan.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER