Produksi Beton Tahun Depan Naik 42 Persen

CNN Indonesia
Selasa, 07 Okt 2014 17:45 WIB
Naiknya produksi beton ditopang oleh rencana Pemerintahan Joko Widodo yang akan meningkatkan pembangunan infrastruktur.
Ilustrasi proses produksi beton di Indonesia. (detikFoto/Grandyos Zafna)
Jakarta, CNN Indonesia -- Ikatan Ahli Pracetak dan Prategang Indonesia (IAPPI) memperkirakan produksi beton pracetak tahun depan mencapai 10 juta ton, naik 42 persen dari perkiraan produksi tahun ini 7 juta ton. Kenaikan produksi tersebut usai presiden terpilih Joko Widodo akan fokus meningkatkan pembangunan infrastruktur di masa pemerintahannya.

"Kalau program infrastruktur yang dijanjikan pemerintah berjalan, pastinya penjualan beton pracetak akan naik. Kami akan mendorong produsen beton pracetak untuk terus meningkatkan produksinya," ujar Sekretaris Umum IAPPI, Ari N. Nurjaman, Selasa (7/10).

Meski prospektif, bisnis penjualan beton pracetak dibayangi wacana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubdisi yang rencananya direalisasikan November 2014. Hediyanto Husaini, Kepala Badan Pembinaan Konstruksi Kementerian Pekerjaan Umum memperkirakan kenaikan harga BBM sebesar Rp 3.000 per liter akan menaikkan harga jual beton pracetak sekitar 15 persen.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain beton, kenaikan harga BBM juga akan meningkatkan harga bahan baku konstruksi lainnya seperti semen dan besi yang juga akan naik 15 persen sampai 20 persen. "Soalnya biaya transportasi sektor infrastruktur itu merupakan komponen yang besar. Kalau BBM naik, biaya overhead pabrik bahan baku konstruksi juga akan naik," kata Husaini.

Berangkat dari hal tersebut, pemerintah akan mendorong para produsen untuk bisa meningkatkan produksinya untuk diekspor keluar negeri sehingga bisa menambah pendapatan perusahaan. "Negara-negara Eropa membutuhkan banyak beton. Ada juga permintaan dari China dan India yang sebenarnya bisa kita penuhi," ujarnya.

Sebagai informasi, dari 50 juta ton jumlah produksi semen Indonesia sebanyak 6 juta ton atau 12 persen diantaranya diolah menjadi beton pracetak dan prategang. Sedangkan 44 juta ton lainnya dijual untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik dan internasional.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER