Jakarta, CNN Indonesia -- Bank Mandiri dan Bank Rakyat Indonesia (BRI) melakukan uji coba penyaluran dana bantuan Program Keluarga Harapan (PKH) kepada masyarakat tidak mampu. Dana bantuan tersebut diberikan dalam bentuk uang elektronik dengan memanfaatkan Agen Layanan Keuangan Digital (LKD) sebagai lembaga pembayar.
Bank Indonesia, Kementerian Sosial, Kementerian PPN/Bappenas, Kementerian Keuangan dan Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) juga terlibat dalam program tersebut. "Penyaluran dana akan langsung ditransfer oleh bank ke masing-masing nomor handphone penerima," ujar Direktur Micro and Retail Banking Bank Mandiri Hery Gunardi di Kecamatan Koja, Jakarta Utara, Rabu (8/10).
Konsep LKD merupakan kegiatan layanan jasa sistem pembayaran dan keuangan yang bekerjasama dengan pihak ketiga (agen). Caranya dengan memanfaatkan teknologi ponsel dan internet.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Agen LKD dapat melayani transaksi-transaksi perbankan seperti pembukaan rekening uang elektronik, setor tunai dan tarik tunai. Sementara untuk transaksi non-tunai seperti transfer uang ke nomor handphone, beli pulsa handphone atau token listrik dapat dilakukan sendiri oleh pemilik rekening melalui handphone.
Deputi Gubernur BI Ronald Waas mengatakan pihaknya akan mendorong masyarakat menyukseskan Gerakan Non Tunai (GNT). Pembayaran bantuan sosial tidak lagi dibayarkan secara tunai, namun disalurkan melalui uang elektronik (U-Nik) yang dapat diambil kapan saja dan dimana saja. "Ini merupakan hal yang baru di Indonesia," ujar dia.
Ronald menjelaskan, Hasil Survey Neraca Rumah Tangga yang dilakukan BI pada 2012 mencatat hanya 48 persen dari total rumah tangga di Indonesia yang memiliki tabungan di bank, lembaga keuangan non bank dan non bank. "Artinya masih perlu adanya peningkatan pengetahuan keuangan perbankan bagi sebagian besar masyarakat Indonesia," ujar Ronald.
Bayar di Warung Kecil kini bisa Pakai e-cashDalam acara tersebut juga disosialisasikan penggunaan e-money di warung-warung kecil di sekitar Kecamatan Koja. Menurut Hery Gunadi, meskipun akses masyarakat terhadap perbankan masih rendah, tingkat penetrasi penggunaan telpon genggam sangat tinggi bahkan hampir menyamai jumlah penduduk Indonesia. "Kalau mau beli gula di warung, sekarang tidak perlu bawa uang cash lagi, cukup bawa handphone yang ada pulsanya," ujar Hery.
Bank Mandiri menjadi salah satu bank pelaksana ujicoba konsep layanan tanpa cabang dengan menggunakan agen. Saat ini, Mandiri telah bekerjasama dengan 10 agen dan diharapkan dapat meningkat menjadi 9.000 agen pada akhir 2015. Bank Mandiri menargetkan lebih dari 500.000 nasabah akan menggunakan layanan keuangan digital.