INFRASTRUKTUR

Tanggul Raksasa Jakarta Akan Libatkan Korsel

CNN Indonesia
Kamis, 09 Okt 2014 14:18 WIB
Presiden terpilih Joko Widodo meminta bantuan Korea Selatan untuk membangun tanggul laut raksasa (giant sea wall) karena sudah berpengalaman. 
Joko Widodo (Detik/Agung Pambudhy)
Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden terpilih Joko Widodo meminta bantuan Korea Selatan untuk membangun tanggul laut raksasa (Giant Sea Wall). Hal itu disampaikan dalam pertemuannya dengan Menteri Luar Negeri Korea Selatan Yoon Byungse.

"Masalah Jakarta Giant Sea Wall, kami tadi minta bantuan teknis kepada Korea, karena Korea giant sea wall-nya yang terbaru itu paling bagus, yaitu di Saemangeum. Ini bagus sekali," ujar Jokowi di Jakarta, Kamis (9/10).

Menurut Jokowi, pihak Korea Selatan bersedia memberikan bantuan teknis untuk proses pembangunan tanggul laut raksasa itu. "Mereka kan mempunyai pengalaman. Tentu saja dari sisi perencanaan teknisnya, supervisinya di lapangan, kan bisa saja, sudah disanggupi oleh Pak Menlu," kata Jokowi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pembangunan tanggul laut raksasa di Pantai Utara Jakarta itu merupakan bagian dari mega proyek National Coastal Integrated Capital Development (NCICD). Pemerintah DKI juga berencana mereklamasi 17 pulau yang akan difungsikan menjadi sebuah kawasan terpadu di luar tanggul itu. Tanggul ini rencananya digunakan sebagai penampungan air dan penyediaan air baku bagi warga Jakarta.

Proyek NCICD sendiri dilakukan untuk memperluas wilayah Jakarta dengan mereklamasi wilayah lautan, membangun tanggul raksasa penghalau rob, dan mengembangkan suatu kawasan terpadu. Kawasan itu nantinya akan terdiri dari perumahan, perkantoran, serta pusat perbelanjaan. Proyek ini telah digagas sejak masa pemerintahan Fauzi Bowo dan ditargetkan rampung pada 2024.

Di Korea Selatan terdapat The Saemangeum Seawall yang merupakan tanggul buatan manusia terbesar di dunia. Tanggul ini dibangun sepanjang 33 kilometer tepatnya di sebelah barat daya garis pantai Korea, memisahkan Laut Kuning dan bekas muara Saemangeum. Pembangunan tanggul ini dimulai sejak 1991 hingga 2010.

Selain pembangunan tanggul laut raksasa, Korea Selatan dan Indonesia akan meningkatkan kerjasama di bidang ekonomi lainnya. "Saya sampaikan pembangunan kereta api di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Papua, masih memerlukan investasi," tutur Jokowi.

Tak hanya itu, dia mengaku telah menyampaikan kepada Menteri Luar Negeri Korsel terkait rencana pembangunan infrastruktur ke depan. Menurut dia, Indonesia ingin melibatkan Korsel dalam membangun banyak pelabuhan untuk merealisasikan misi Jokowi di bidang maritim dalam negeri.

"Kami akan bangun 24 pelabuhan. Kami juga ceritakan apabila ada investor yang ingin ikut bersama-sama dengan kami," ucap sarjana Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM) itu.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER